Kesalahan lagi bagi seseorang yang memulai menulis adalah terlalu banyak mikir. Pikiran yang mengandung beribu ide masih bisa berguna untuk nanti-nanti. Tetapi terlalu banyak mikir, ia akan menjadi penghalang memulai menulis. Termenung, pusing, kalut, dengan pertanyaan-pertanyaan "bagaimana" dan "apa." Yang paling penting dalam menulis adalah menulis, bukan berpikir. Jika ingin menulis air, maka tulislah air. Apa yang disusahkan?
Dalam proses menulis, intinya menulis, jangan banyak mikir. Mikirin jelek-bagusnya, mikirin salah tidaknya, maka dipastikan kamu beberapa jam ke depan tidak akan bisa menulis, hanya termenung saja. Dan waktumu terbuang begitu saja. Masalahnya adalah terlalu banyak mikir, bukan menulis.
Jangan tanya tentang pentingnya berpikir, karena bukan ranahnya menulis. Kecuali kamu ingin menulis sesuatu yang bagus, berisi, maka berpikirlah. Jika kamu ingin tulisanmu bagus dan berisi, maka membacalah. Di sini kamu akan mengerti ternyata kendalamu bukanlah menulis, tetapi kurangnya memahami tentang berpikir dan juga kurangnya membaca. Ini masalah besarnya, bukan ada pada menulis.
Kerangka
Sesudah kamu tahu menulis itu mudah, maka ketahuilah bahwa kamu membutuhkan kerangka menulis jika ingin tulisanmu bagus. Dan bagus tidaknya suatu tulisan bukan berada pada masa atau proses menulis, karena itu masih belum final. Sebab setelah menulis, ada langkah selanjutnya, yaitu editing, mengoreksi tulisan yang kurang pas, salah dalam titik koma. Baru nanti akan bisa dilihat bagus tidaknya.
Tergantung bagaimana alur penulisannya. Karena tulisan yang bagus juga harus sesuai antara paragraf satu dan paragraf dua. Maka perlulah sebelum menulis membuat kerangka. Kerangka di sini sudah masuk pada kerangka berpikir. Artinya, tulisanmu sudah mulai diberi amunisi agar menjadi daging yang serat akan makna atau hikmah. Karena dengan kerangka, tulisan itu akan terstruktur dan mudah dipahami, karena rapi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI