Mohon tunggu...
Asa Mulchias
Asa Mulchias Mohon Tunggu... -

Author | Columnist | Editor | Book Mentor

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indigo: Bakat Tuhan atau Gangguan Setan?

19 Desember 2014   20:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14189719211560764627

Di sebuah grup yang istri saya ikuti, ada seorang ibu posting tentang keanehan anak pertamanya:

Dia mampu membaca masa depan.

Awal kejadian, suatu hari, dia mengatakan ibunya hamil. Padahal saat itu, sang ibu belum melakukan tes apa-apa atau pergi ke dokter. Alhasil, setelah diperiksa, wanita itu betul-betul tengah hamil muda.

Kejadian kedua: si anak bilang, adiknya seorang perempuan. Lagi-lagi, saat itu, si ibu belum USG. Belum juga dokter memprediksi kelamin anaknya. Begitu lahir, betul. Bayi baru itu memang perempuan.

Kejadian ketiga: si sulung ini bilang: begitu gede nanti, si adik akan jadi dokter.

Memang, masih jauh di depan. Tapi si ibu mengiyakan. Dia memutuskan percaya dengan apa yang si anak ramalkan.

Fenomena anak indigo bukan sekali, dua kali. Dibantu tayangan film dan TV, orang-orang makin percaya: memang ada anak-anak yang dilahirkan dengan kekuatan khusus. Anak-anak ini dianggap memiliki kemampuan yang misterius, seperti kasus di atas. Tapi benarkah kemampuan itu benar-benar ada?

Bagi saya, tidak ada yang namanya anak indigo. Namun, memang ada anak-anak yang diganggu jin. Merekalah yang membuat anak-anak ini jadi terlihat memiliki kekuatan khusus.

Secara normal, manusia tidak diciptakan dengan kekuatan-kekuatan yang ditunjukkan anak indigo. Jikalau ada kasus anak spesial, anak itu calon nabi, calon rasul.

Untuk kasus orang dewasa, orang-orang yang punya kemampuan ini-itu, mempertunjukkannya hampir setiap saat, adalah orang-orang yang patut dicurigai. Sebab orang-orang salih tidak punya kekuatan semacam itu, walau kadang Allah membantu mereka dengan keutamaan tertentu. Tapi itu tidak setiap waktu.

Contoh: cerita Umar yang tengah berkhutbah di atas mimbar, di Madinah, tiba-tiba berkata "melantur," yakni menyuruh pasukan untuk mendaki bukit. Orang-orang mengira dia telah gila.

Tapi, enam bulan berikutnya, ketika pasukan muslim yang ditugaskan ke Andalusia pulang, mereka membuat pengakuan mengejutkan: saat berperang, mereka benar-benar mendengar suara Umar yang menyuruh mereka mendaki bukit. Karena petunjuk itulah, mereka berhasil menghindari kekalahan, dan akhirnya menang.

Nah, luar biasa bukan?

Tapi "kekuatan" Umar bisa dipertanggungjawabkan. Dia memang sangat salih. Amalnya banyak. Salah satu sahabat pilihan. Kekuatan itupun tidak setiap saat. Umar tak bisa melakukan itu kalau Allah tidak membukakan hijab pandangannya.

Begitu juga Nabi Musa yang membelah Laut Merah dengan tongkatnya. Atau, Nabi Isa yang menghidupkan orang mati. Kekuatan-kekuatan mereka insidentil, tidak terus-menerus dapat mereka tunjukkan, atau pamerkan tanpa ada urusan.

Sedangkan sekarang: ada orang yang ibadahnya nggak jelas, tapi badannya kuat, tak mempan dibacok? Ada yang bisa jalan di atas air setelah bertapa berbulan-bulan, meninggalkan shalat dan kewajiban lainnya? Atau, anak-anak, yang begitu saja bisa membaca masa depan, dan secara kontinu menampilkannya di hadapan orang-orang?

Bagi saya, sekali lagi, orang-orang ini diganggu jin. Atau, mereka memang bekerjasama dengan jin. Manusia normal tidak begitu. Tidak akan begitu.

Sungguh, ini fitnah bagi orang-orang di sekitarnya. Berlindunglah pada Allah dari fenomena semacam ini. Sangat besar kemungkinan, syaithan akan menghiasi orang-orang ini dengan keagungan dan kemuliaan, membuat IQ masyarakat jongkok hingga Basement: Lantai Dasar.

Na'udzubillah.

Allahu a'lam.

NB: indigo yang saya bahas erat kaitannya dengan kemampuan mistis. Saya tidak tahu jika ada pemaknaan lain mengenai indigo, yang sangat mungkin berbeda bahasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun