Mohon tunggu...
As Zulfa Nurkholishoh
As Zulfa Nurkholishoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Jember

life, love, and cats.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Depresi Mata Uang (Currency Depreciation)

13 Maret 2023   09:14 Diperbarui: 13 Maret 2023   09:35 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah dari Depresi Mata uang atau currency depreciation memiliki artian yang dimana mata uang dari suatu negara kalah atau turun harga dengan mata uang dari negara lain. Jika hal ini terjadi pada suatu negara, maka dapat mengakibatkan negara tersebut mengalami masalah pada sektor perekonomiannya. Terutama dalam bidang perdagangan internasional dan juga dalam melakukan kegiatan transaksi antar negara termasuk kegiatan ekspor dan impor juga akan terpengaruh.

Namun, terjadinya hal ini tidak semata-mata tanpa sebab. Karena tidak mungkin seseorang bahkan sebuah negara mau mengalami kerugian yang berpotensi bercabang seperti ini. Sehingga hadirnya artikel ini untuk menjelaskan beberapa hal terkait currency depreciation, seperti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan dampak apa yang bisa timbul.

1. DEFINISI DEPRESI NILAI TUKAR (CURRENCY DEPRECIATION)

Dalam dunia perekonomian, istilah ini sering digunakan. Dalam Akuntansi keuangan Nomor 16 oleh Ikatan Akuntansi Indonesia edisi revisi 2007, depresiasi merupakan penyusutan dari sejumlah aset dan manfaatnya secara sistematis yang bisa terjadi selama jangka waktu tertentu, baik jangka waktu pendek maupun panjang.

Arti lain dari depresi nilai tukar adalah menyisihkan sebagian atau hanya sepersekian biaya dari jumlah total penghasilan yang didapat. Atau bisa juga dikatakan sebagai kegiatan menabung yang dilakukan dalam periode dan jumlah tertentu secara konsisten agar memiliki penghasilan. Namun meskipun demikian, hal tersebut tidak dapat diartikan bahwa pengumpulan tersebut sebagai pengganti dari aset atau bahan yang digunakan untuk mendapat penghasilan itu sendiri. Dalam konteks lain yaitu:

  • mata uang dari suatu negara kalah atau turun harga dengan mata uang dari negara lain.
  • Penurunan secara konsisten nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain.
  • Penghasilan atau laba tetap menjadi bahan agar usaha tetap berjalan menghasilkan penghasilan (pemutaran uang) padahal nilai mata uang sedang turun (yang berarti penghasilan bisa lebih kecil daripada sebelumnya)

2. PERBEDAAN DEPRESI DAN DEVALUASI NILAI TUKAR

Meskipun keduanya sama-sama bermakan 'penurunan nilai mata uang', namun sebetulnya terdapat perbedaan antara keduanya.

Seperti sayng sudah disebutkan diatas bahwa, depresiasi adalah mata uang dari suatu negara kalah atau turun harga dengan mata uang dari negara lain (secara tidak sengaja). Sedangkan devaluasi adalah penurunan yang terjadi akibat adanya kebijakan pemerintahan dari suatu negara (secara sengaja), hal ini biasanya terjadi ketika permintaan atau penawaran mata uang di pasar. Atau bisa juga agar produksi dalam negeri dapat meningkat dan kegiatan impor pun dapat berkurang.

Dikarenakan dua hal tersebut terjadi karena hal yang berbeda, dampak yang dihasilkan pun berbeda. Dalam janka pendek, devaluasi yang terjadi dapat memberikan hasil positif terhadap perkenomian dan disisi lain pengontrolan mata uang dapat terjaga. Sementara itu, dampak dari depresiasi mata uang, yang sangat terlihat adalah pada kegiatan impor (relatif lebih murah) dan ekspornya (lebih mahal).

3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DEPRESI NILAI TUKAR (CURRENCY DEPRECIATION)

Kenaikan atau penurunan mata uang tiap negara sebetulnya terjadi atas kondisi perekonomian secara global. jika di alokasikan, terdapat tiga faktor yang paling mempengaruhi terjadinya depresiasi nilai tukar. Yaitu:

  • Inflasi

Terjadinya inflasi menjadi faktor utama terhadap naik atau turunnya nilai mata uang. Jika inflasi terjadi, produk-produk domestik menjadi tidak kompetitif dalam pasar internasional. Sehingga penurunan permintaan barang-barang domestik terjadi. Sehingga kegiatan impor dan ekspor pun menurun yang berakhir terjadinya depresiasi.

  • Neraca perdagangan

Faktor ini masuk karena ketika dalam proses depresiasi mata uang, terjadi pula defisit perdagangan. Nilai impor yang melebihi nilai ekspor menjadi penyebab necara perdagangan tidak sejajar lagi. Hal ini karena, ketika impor dan ekspor terjadi, mata uang yang digunakan adalah menggunakan mata uang negara asal dalam proses pembayarannya.

Contohnya, jika ekspor meningkat maka permintaan mata uang rupiah pun akan mengalami peningkatan. Dan begitu pula sebaliknya, jika angka impor yang lebih tinggi, maka permintaan mata uang luar akan mengalami peningkatan, sehingga depresiasi mata uang tidak terelakkan lagi.

  • Suku bunga

Rendahnya suku bunga suatu negara dapat terlihat pada spreed ketika disandingkan dengan suku bunga internasional. Hal ini kemudian dapat menyebabkan investor beralih karena mencari return yang lebih tinggi di pasar internasional. Pencabutan modal ini kemudian menghasilkan depresiasi.

4. AKIBAT DARI DEPRESI NILAI TUKAR (CURRENCY DEPRECIATiON)

Setelah penjelasan diatas, tentu saja terdapat beberapa akibat yang tidak dapat terelakkan lagi akibat terjadinya depresi nilai tukar atau currency depreciation ini. Yaitu:

  • Meningkatnya produk asing akibat impor yang lebih tinggi.
  • Pembatasan suku bunga yang dilakukan pemerintah.
  • Akibat suku bunga naik, maka instrumen keuangan lainnya pun juga meningkat.
  • Selain nilai mata uang yang tidak stabil, depresiasi juga mempengaruhi pertumbuhan suatu negara dalam berbagai aspek. Hal ini termasuk pengangguran, dagangan yang defisit, FDI meningkat, dan lain sebagainya.
  • Penurunan mata uang yang berdampak pada pasar dan modal secara global.
  • Industri domestik menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh karena sulitnya memprediksi masa depan dengan kondisi tersebut.
  • Meskipun, katakan, hanya terjadi sehari namun dampaknya tetap terasa.
  • Produk Domestik Bruto (PDB) yang akhirnya menurun.

5. CONTOH KASUS

Di Indonesia sendiri, contoh yang terlihat ada pada perbandingan rupiah dengan Dolar dari Amerika Serikat. Untuk mendapatkan $1 sebelumnya Indonesia hanya membayar Rp 14.000 saja. Namun sekarang, untuk mendapatkan $1 Indonesia harus mengeluarkan sebesar Rp 15.000. dan sebaliknya, nilai tukar $1 ke rupiah menjadi Rp 15.000 yang dimana keuntungan yang didapatkan Amerika akan lebih banyak ketimbang Indonesia.

Meskipun hanya berbeda Rp 1.000 rupiah, namun hal ini sudah dapat dikatakan depresiasi mata uang (melemah) di Indonesia dan mata uang Amerika meningkat.

Jika disimpulkan, maka depresiasi nilai tukar mata uang merupakan mata uang dari suatu negara kalah atau turun harga dengan mata uang dari negara lain. Seperti yang sudah dijelaskan diatas pula, depresiasi mata uang sangatlah berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, terutama dalam perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri dan juga dalam impor dan ekspor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun