Terjadinya inflasi menjadi faktor utama terhadap naik atau turunnya nilai mata uang. Jika inflasi terjadi, produk-produk domestik menjadi tidak kompetitif dalam pasar internasional. Sehingga penurunan permintaan barang-barang domestik terjadi. Sehingga kegiatan impor dan ekspor pun menurun yang berakhir terjadinya depresiasi.
- Neraca perdagangan
Faktor ini masuk karena ketika dalam proses depresiasi mata uang, terjadi pula defisit perdagangan. Nilai impor yang melebihi nilai ekspor menjadi penyebab necara perdagangan tidak sejajar lagi. Hal ini karena, ketika impor dan ekspor terjadi, mata uang yang digunakan adalah menggunakan mata uang negara asal dalam proses pembayarannya.
Contohnya, jika ekspor meningkat maka permintaan mata uang rupiah pun akan mengalami peningkatan. Dan begitu pula sebaliknya, jika angka impor yang lebih tinggi, maka permintaan mata uang luar akan mengalami peningkatan, sehingga depresiasi mata uang tidak terelakkan lagi.
- Suku bunga
Rendahnya suku bunga suatu negara dapat terlihat pada spreed ketika disandingkan dengan suku bunga internasional. Hal ini kemudian dapat menyebabkan investor beralih karena mencari return yang lebih tinggi di pasar internasional. Pencabutan modal ini kemudian menghasilkan depresiasi.
4. AKIBAT DARI DEPRESI NILAI TUKAR (CURRENCY DEPRECIATiON)
Setelah penjelasan diatas, tentu saja terdapat beberapa akibat yang tidak dapat terelakkan lagi akibat terjadinya depresi nilai tukar atau currency depreciation ini. Yaitu:
- Meningkatnya produk asing akibat impor yang lebih tinggi.
- Pembatasan suku bunga yang dilakukan pemerintah.
- Akibat suku bunga naik, maka instrumen keuangan lainnya pun juga meningkat.
- Selain nilai mata uang yang tidak stabil, depresiasi juga mempengaruhi pertumbuhan suatu negara dalam berbagai aspek. Hal ini termasuk pengangguran, dagangan yang defisit, FDI meningkat, dan lain sebagainya.
- Penurunan mata uang yang berdampak pada pasar dan modal secara global.
- Industri domestik menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh karena sulitnya memprediksi masa depan dengan kondisi tersebut.
- Meskipun, katakan, hanya terjadi sehari namun dampaknya tetap terasa.
- Produk Domestik Bruto (PDB) yang akhirnya menurun.
5. CONTOH KASUS
Di Indonesia sendiri, contoh yang terlihat ada pada perbandingan rupiah dengan Dolar dari Amerika Serikat. Untuk mendapatkan $1 sebelumnya Indonesia hanya membayar Rp 14.000 saja. Namun sekarang, untuk mendapatkan $1 Indonesia harus mengeluarkan sebesar Rp 15.000. dan sebaliknya, nilai tukar $1 ke rupiah menjadi Rp 15.000 yang dimana keuntungan yang didapatkan Amerika akan lebih banyak ketimbang Indonesia.
Meskipun hanya berbeda Rp 1.000 rupiah, namun hal ini sudah dapat dikatakan depresiasi mata uang (melemah) di Indonesia dan mata uang Amerika meningkat.
Jika disimpulkan, maka depresiasi nilai tukar mata uang merupakan mata uang dari suatu negara kalah atau turun harga dengan mata uang dari negara lain. Seperti yang sudah dijelaskan diatas pula, depresiasi mata uang sangatlah berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, terutama dalam perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri dan juga dalam impor dan ekspor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H