Mohon tunggu...
Ariesty Ramadayanty
Ariesty Ramadayanty Mohon Tunggu... -

a girl who love writting story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Unforgettable Love ( Ji Eun and Kibum Love Story )

25 Juni 2013   11:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:27 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Title                      : Unforgettable Love ( Ji Eun and Kibum Love Story )

Author                 : arzLock

==================================================================

Namaku Kim Kibum , aku adalah anak laki - laki dari seorang pengusaha terkenal di Korea . Saat ini aku sudah menikah dengan seorang wanita bernama Kim Ji Eun , walaupun terdengar konyol  tapi aku sama sekali tidak menyukai pernikahanku ini karena aku sama sekali tidak menyukai pasanganku. Tepat tiga bulan yang lalu orang tuaku menjodohkan aku dengan Ji Eun , Ji Eun adalah anak dari sahabat karib ayahku. Setengah tahun yang lalu mereka kembali bertemu, dan suatu saat mereka mengajak aku dan keluargaku untuk makan malam . Dan saat itulah peristiwa perjodohan itu terjadi . Tanpa memberitahukan aku sebelumnya , mereka sudah merencanakan perjodohan itu bahkan langsung menetapkan tanggal pernikahan . Aku sudah berkali – kali mencoba menolak , tapi percuma . Aku tahu sekali sifat ayahku yang sangat keras kepala itu . Dan disinilah aku sekarang , tinggal serumah dengan wanita yang sama sekali tidak aku cintai .  Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Ji Eun , dia anak yang ceria . Dia juga anak yang penurut karena selalu menuruti apapun kemauanku. Tapi melihat wajahnya selalu saja membuatku kesal, karena mengingatkan pada orang tuaku yang seenaknya padaku.

Pagi ini seperti biasa , setelah membangunkanku . Ji Eun segera menyiapkan air panas untukku dan menyiapkan keperluanku untuk bekerja.  Setelah rapi lantas aku pergi ke ruang makan untuk sarapan, di meja makan seperti biasa sudah tersedia roti bakar untukku sarapan , aku segera memakannya tapi ,

“Hei Kau!! “

Ji Eun sedikit tersentak mendengar ucapanku ,” ada apa ?”

“Sudah beberapa kali ku bilang , aku tidak menyukai selai kacang !! kenapa kau mengolesi rotiku dengan selai kacang ?! Apa kau bodoh ?!!”

“Maafkan aku “

“Ck ..  Kau selalu saja seperti itu ! Sudahlah , kau itu memang bodoh ! Aku menyesal menikah denganmu !” lantas aku pergi dari ruang makan , Ji Eun mengikutiku dari belakang , sesampainya di luar rumah segera ku hampiri mobil yang sudah di siapkan oleh supirku. Sebelum aku masuk kedalam mobilku aku masih sempat mendengar Ji Eun bicara,

“Hati – hati “ katanya sambil tersenyum.

Aku langsung masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan ucapannya itu . Entah hatinya terbuat dari apa , sudah berkali – kali aku bersikap kasar padanya , berkali – kali meminta cerai dengannya tetapi dia tetap saja seperti itu .  Bahkan aku pernah membawa wanita kerumah agar dia sakit hati dan menceraikan aku ,  tapi bukannya di menceraikan aku . Dia malah memukuli wanita itu, dia bilang padaku ‘ Seumur hidup aku tidak akan pernah menceraikanmu ! Itu hukumanmu karena sudah menyakitiku seperti ini Kibum ! ‘ lalu dia pergi ke luar rumah entah kemana .

Aku sudah tidak tahan lagi , aku harus bercerai dengannya. Siang ini seperti biasa aku menunggu Ji Eun menyiapkan makan siang di ruang makan, setelah semua siap di meja makan kami pun makan tanpa sepatah  katapun . Tumben sekali hari ini dia tidak banyak bicara ?

“Pernikahan kita …” aku mulai pembicaraan

“Hentikan .. makan ini . Ini sangat enak “ katanya sambil memberiku sepotong daging.

“Kau selalu begini ! Jika aku membicarakan ini , kau pasti mengelak ! “ aku menepis tangannya yang ingin memberiku sepotong daging itu. “Dengar ! Aku ingin kita bercerai !  Kau juga merasakan hubungan kita ini tidak sempurna kan?! Aku tidak mencintaimu Ji Eun !! Sama sekali tidak ! Aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini !! Jadi berhentilah seolah – olah hubungan kita baik – baik saja “

“Tidak … ku mohon. Aku tidak ingin bercerai denganmu . Aku …  Aku sangat mencintaimu Kibum “

“Kita bercerai saja !”

Lalu Ji Eun menghampiriku , sambil memegang bahuku dia berkata, “ Tidak … Tidak … Aku tidak mau ! Aku tidak mau berpisah denganmu! Hubungan kita … kita masih bisa memperbaikinya Kibum .. Kita ..”

Sebelum Ji Eun selesai bicara ku dorong dirinya yang sedang memegang bahuku, tanpa disangka Ji Eun menubruk keras meja makan , ku lihat ia meringis sambil memegang kepalanya. Tapi aku tidak peduli,

BLAM !

Aku masuk ke kamar sambil membanting keras pintu kamarku, ku harap kali ini Ji Eun benar – benar mengerti . Karena terlalu pusing memikirkan hal ini , tak terasa aku tertidur .  Aku bangun ketika merasakan ingin ke kamar mandi , ketika aku ingin beranjak dari posisi tidurku  aku menyadari selimut menyelimuti tubuhku,

Ck .. setelah tadi siang aku berkata seperti itu , masih sempat – sempatnya dia menyelimutiku seperti ini ?! Benar – benar keras kepala !

Ku sibakkan selimut yang menutupiku , lalu pergi ke kamar mandi . Lalu aku pun keluar dari kamar. Ku lihat lampu ruang tamu dan yang lainnya belum di nyalakan . Apa dia pergi dari rumah lagi ? Bodoh !

Sejak kejadian itu aku tidak melihat Ji Eun kembali kerumah . Ku telfon ke handphonenya tetapi nomernya tidak aktif , aku terlfon ke rumahnya tapi tidak ada yang menjawab . Ah , sudahlah ! Bagus kalau dia tidak ada ! Jadi aku tidak harus melihat wajahnya dan merasa kesal setiap hari .

TRILITT .. TRILITT … TRILITT ..

Aku terbangun karena mendengar suara yang sangat menggangguku. Aku mencoba menghiraukannya tetapi bunyi itu berlanjut , akhirnya dengan berat hati ku buka mataku . Ah , ternyata jam weekerku berbunyi , ku coba matikan alarmnya . Aku tersentak ! Jam 08:00?!  Sial , aku terlambat ! Segera aku bangun dari tempat tidurku da berlari kekamar mandi . Sial ! air panasnya belum di siapkan ! Jadi Ji Eun itu belum pulang juga ?! Aku pun segera mengisi air bak dengan air biasa  dan mandi secepat mungkin . Lalu aku pergi ke ruang makan . Ku lihat meja makan kosong . Ah , aku lupa Ji Eun tidak ada . Sudahlah , aku makan di kantor saja nanti .  Aku pun segera keluar rumah dan menaiki mobilku , segera meluncur ke kantor . Sesampainya di kantor aku dimarah habis – habisan karena ternyata ada rapat penting yang harus aku hadiri . Hari ini benar – benar sial!

Hari – hari terus berlalu , sudah dua minggu ini Ji Eun benar – benar tidak pulang kerumah . Hei ! Kenapa aku jadi mengkhawatirkannya ?!Seharusnya aku senang kan?!  Bodoh !!

RING .. RING .. RING

Handphoneku berbunyi , nama Dokter Park muncul di layar handphoneku. Dokter Park  adalah dokter pribadi keluargaku. Tumben dokter Park menelfon ?! Apa penyakit ayah kambuh lagi ?! Segera ku tekan tombol answer di layar handphoneku,

“Tuan Kibum , maaf saya mengganggu anda “

“Ya , tidak apa – apa . Ada apa ? Apa penyakit ayah kambuh lagi ?”

“Tidak, ini bukan masalah ayah tuan tapi masalah istri tuan. Kenapa tuan belum juga menjenguknya ?! Kondisinya kritis !“

“Istriku ? Ji Eun maksudmu ? Kondisinya kritis ?! Memangnya ada apa ?! ”

“Loh ? jadi selama ini Tuan tidak tahu kalau Nyonya Ji Eun menderita penyakit kanker perut ?”

“A .. Apa ? Kan .. ker perut  ?”

“Ya , kanker perut . Sejak tiga bulan yang lalu . Sebaiknya Tuan segera kesini, saya akan menjelaskan lebih detail setelah Tuan datang ke rumah sakit .”

“Y .. Ya , baiklah aku akan segera kesana “

Setelah ku tutup pembicaraanku dengan Dokter Kim , segera ku ambil jaketku dan pergi menuju rumah sakit . Sesampainya di rumah sakit , aku segera menemui Dokter Kim . Dokter Kim bercerita bahwa tiga bulan yang lalu Ji Eun datang ke tempat praktek pribadiku untuk berobat karena dia mengeluh terus menerus merasakan sakit dan mual pada perutnya. Aku pun melakukan pemeriksaan, pada awalnya aku mengira Ji Eun hanya terkena infeksi pencernaan , akan tetapi hasil test menunjukan hasil yang berbeda . Ji Eun di nyatakan mengidap penyakit Kanker perut  karena ternyata ada sel kanker pada usus besarnya. Dan dua minggu yang lalu Ji Eun kembali datang ruanganku sambil memegang perutnya  dan terus – menerus mengerang kesakitan. Bahkan di dahinya berdarah entah kenapa . Ketika saya ingin membawanya ke ruang pemeriksaan , Ji Eun pingsan dan sampai sekarang belum sadar . Dan yang paling mengkhawatirkan adalah kanker yang di derita Ji Eun .. “

“A .. ada apa dengan kanker yang di derita Ji Eun ?”

“Sel kankernya ,,, tanpa di duga berkembang pesat. Dan sudah semakin menyebar luas , makanya kondisinya semakin kritis. Padahal sebelumnya saya sudah menyarankan untuk melakukan kemoterapi , tetapi dia menolaknya dengan alasan takut kau tidak ada yang mengurus di rumah “

A .. apa? Di saat seperti ini dia masih saja memikirkan aku? Ji Eun kau benar – benar bodoh !

“Apa dia bisa bertahan dokter Kim ?”

“Satu minggu .. tapi jika dia belum sadar  sampai besok kemungkinan dia bisa bertahan hanya tiga hari. Maaf aku mengatakan ini , akan tetapi kemungkinan untuk sadar sangatlah kecil “

“A .. apa ?” hatiku mencelos , jika tidak sadar Ji Eun hanya punya waktu tiga hari ?! Tak terasa air mataku jatuh. Tubuhku merosot jatuh, ingatanku berputar pada berbuatan – perbuatanku padanya dulu.

“Apa Tuan ingin melihat keadaan Ny. Ji Eun?”

“Ya.. antarkan aku ke ruangannya , aku ingin melihatnya “ jawabku lemah. Dokter Kim mengantarku ke ruangan dimana Ji Eun dirawat, aku mengikutinya dengan langkah lemah ketika Dokter Kim membuka pintu ruangan itu, hatiku terasa sangat sakit, disana Ji Eun terlihat sangat lemah, dengan selang di hidungnya. Wajahnya yang ceria sudah tidak ada ,lingkaran hitam dimatanya dan wajahnya sangat pucat .

“Boleh aku menunggunya sampai dia sadar ?”

“Tentu saja “

Aku menghampiri tempat dimana Ji Eun berbaring , aku menatapnya . Tak percaya dengan apa yang ada di depanku ini . Apa ini benar – benar kau Ji Eun ?!  Malam itu aku terus  menatap Ji Eun , memperhatikan setiap detail gerakan – gerakan yang mungkin dilakukan Ji Eun .

Aku terbangun ketika merasakan cahaya masuk ke mataku , ku lihat Ji Eun masih di posisi semula . Tidak ada perubahan apa – apa . Aku membelai rambutnya ,

“Ji Eun … ku mohon bangunlah . Beri aku kesempatan untuk meminta maaf padamu . Ku mohon Ji Eun … Bukalah matamu “ tetapi tetap tidak ada perubahan.

Seharian ini aku terus berada di samping Ji Eun , berusaha membangunkannya dengan segala cara. Dari mengajaknya bicara sampai memakaikan headset di kepalanya , tetapi tetap tidak ada perubahan. Hari beranjak malam , aku sudah benar – benar frustasi. Ji Eun tetap tidak sadar. Jika perkiraan dokter Kim benar maka Ji Eun hanya punya waktu tiga hari,

Aku tidak sabar lagi, ku goyang – goyangkan tubuhnya “Ji Eun ! Kau dengar aku !! Kau harus bangun!! Kau tahu kan aku paling tidak suka jika kau tidak mendengar kata – kataku !! Kau harus bangun Ji Eun !! “

“ Kau tidak dengar apa kataku ?!  Kau …. “ kata – kataku terhenti ketika aku merasakan gerakan pada tanganku yang menggenggam tangan Ji Eun . Perlahan Ji Eun membuka matanya ,

“Ka .. kau sudah sadar Ji Eun ?! Ya, Tuhan terima kasih !!  “

“ Ki … bum “ katanya lemah

“Tu …  tunggu sebentar , aku akan memanggil Dokter Kim dulu” aku langsung pergi ke ruangan Dokter Kim dan memberitahukan hal ini.  Dokter Kim dan beberapa perawat segera masuk keruang Ji Eun , setelah setengah jam kemudian Dokter Kim dan perawatnya keluar dari ruangan Ji Eun.

“Bagaimana keadaannya ?” tanyaku pada Dokter Kim

“Ini keajaiban Ny Ji Eun bisa sadar , saat ini masa kritisnya sudah lewat . Tapi masih perlu pemantauan lebih jauh . Untuk sekarang, mungkin Ny. Ji Eun belum boleh banyak bicara . Dia masih harus banyak istirahat. Sebaiknya sekarang Tuan mengabarkan keluarga Tuan dan Ny.Ji Eun “

“Baiklah , terima kasih untuk segalanya Dokter. Terima kasih … karna sudah menyelamatkan Ji Eun ” kataku sambil menjabat tangan Dokter Kim

“Itu bukan apa – apa . Sudah kewajiban saya melakukan ini sebagai dokter pribadi keluarga anda”

Aku pun segera memberi tahu keluargaku dan keluarga Ji Eun tentang keadaan Ji Eun . Sejak itu aku tidak pernah absen menjenguk Ji Eun di rumah sakit , walaupun Dokter Kim mengatakan umurnya hanya tinggal seminggu lagi , tapi aku terus berdoa pada sekecil harapan agar Ji Eun bisa hidup lebih lama lagi, tadinya aku hanya ingin terus berada di samping Ji Eun .  Tapi ayahku melarangnya , akhirnya aku, keluargaku dan keluarga Ji Eun bergantian menjaga Ji Eun di rumah sakit . Dan saat ini aku benar – benar percaya akan keajaiban, Ji Eun masih bisa bertahan sampai sekarang. Dan hari ini tepat sebulan Ji Eun dirawat, akhirnya Ji Eun bisa pulang kerumah .

Semakin hari Ji Eun terlihat semakin membaik walaupun saat ini Ji Eun masih menggunakan kursi roda karena belum boleh terlalu lelah, aku sudah bersumpah akan memperlakukannya dengan baik demi menebus perlakuan burukku padanya.  Seperti sore ini , lagi – lagi Ji Eun ingin aku mengantarnya ke taman.

“Sudah lama aku ingin menanyakan ini , kenapa kau suka sekali pergi ke taman ? apa kau tidak ingin ketempat lain ?”

“Karena aku menyukai suasananya … Entah kapan lagi aku bisa melihat suasana seperti ini , anak – anak bermain riang , pemandangan yang indah . “

“ Ji Eun … Maafkan aku … Maafkan aku karena selama ini aku tidak pernah membahagiakanmu. Selama ini selalu menyakitimu” kataku  sambil menggenggam tangannya , tak terasa air mataku terjatuh lagi .

“Sampai kapan kau mau mengatakan maaf Kibum ..” katanya

“Aku … Sudah memaafkanmu , sudah sejak lama . Aku tidak akan pernah benci padamu Kibum. Kau tahu , aku tidak pernah menyesal dengan pernikahan ini karena aku tahu kau tidak sejahat yang terlihat “

Aku memeluk Ji Eun , “ Maafkan aku .. maafkan aku Ji Eun .  Aku … mencintaimu, aku tarik kata – kataku bahwa aku membencimu . “ Ku lepas pelukkanku dan ku tatap Ji Eun.

“Kibum …Apa kau benar – benar mencintaiku ?”

Ku sentuh pipinya “ Ya .. aku benar – benar mencintaimu “

“Maukah kau mengabulkan satu permintaanku ?“

“Tentu saja ! Katakan , kau ingin apa ?”

“Besok , selama dua hari aku ingin menginap di rumah orang tuaku . Kau tidak usah menemaniku “

“Begitu … baiklah “ Setelah matahari tenggelam aku dan Ji Eun pun kembali kerumah.

Keesokan harinya aku mengantar Ji Eun pergi ke rumah orang tuanya , sebelum aku pergi untuk bekerja Ji Eun tiba – tiba memanggilku, lantas aku menghampirinya,

“Berjanjilah padaku untuk terus hidup bahagia ” katanya sambil memegang tanganku.

“Asalkan bersamamu aku akan bahagia”

“Tidak … walaupun tanpaku … berjanjilah kau akan terus hidup bahagia . Demi aku berjanjilah Kibum “

Aku memandangnya heran ,” Baiklah , aku berjanji .. Aku pergi dulu Ji Eun “  kataku seraya pergi keluar , tapi baru saja aku mau melangkahkan kakiku keluar , Ji Eun memanggilku

“Kibum …”

Aku menoleh , “Hati – hati “ katanya sambil tersenyum . Aku tersenyum melihat kebiasaannya ini .

Dua hari kemudian

Hari ini saatnya aku menjemput kembali Ji Eun . Aku pun mengendarakan mobilku menuju rumah orang tua Ji Eun . Tapi sesampainya disana mendadak perasaanku jadi sesak , aku melihat ramai sekali orang – orang di dalam sana. Pakaian itu , bukankah itu pakaian yang dipakai jika mendatangi rumah orang yg berduka . Ji Eun …?!! Apakah Ji Eun …?! Tidak mungkin !!! Dengan langkah cepat aku masuk kerumah.

“Ki ..  Kibum “

Ku lihat foto Ji Eun terpajang di meja altar, ibu Ji Eun melihatku dengan airmatanya yang masih mengalir,

“Tidak , ini tidak mungkin, katakan ini bohong !! Katakan padaku ini bohong!!!!”

Tapi ibu Ji Eun menggelengkan kepalanya , ibu Ji Eun menghampiriku dan memberiku sebuah surat, ku buka surat itu

To : my lovely husband

Ketika kau membaca ini , mungkin aku sudah tidak ada . Maaf aku melakukan ini , aku tidak bisa pergi dengan melihatmu menangis di depanku. Kibum, kau ingat janji kita di taman . Ku harap kau menepatinya. Lupakan aku dan hidup bahagialah tanpa aku, I love you forever Kibum

***

Dan itulah sampai saat inipun aku masih tidak bisa menerima kalau Ji Eun sudah tidak ada, rasa kehilanganku yang terlalu berat membuatku sering mencoba bunuh diri. Walaupun akhirnya selalu tidak jadi karena aku selalu teringat janjiku pada Ji Eun.

Berusaha bangkit,  melapangkan dada, menekan rasa bersalahku. Mencoba bertahan dan bahagia demi satu orang yang ku kasihi , Ji Eun ... Kim Ji eun.

-END -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun