Analisis Novel 00.00 Karya Ameylia Falensia
 Analisis Semiotika pada Desain dan Judul
Sampul berwarna hitam: Warna hitam pada sampul novel berfungsi sebagai ikon yang melambangkan kesedihan dan penderitaan. Hitam sering dikaitkan dengan kesedihan, duka, dan kegelapan, yang sejalan dengan tema utama novel yang menyoroti kehidupan perempuan yang penuh dengan cobaan.
Judul "00.00": Judul "00.00" merupakan simbol yang memiliki makna ganda. Pertama, angka "00.00" dapat diartikan sebagai waktu tengah malam, yang sering dikaitkan dengan kegelapan, misteri, dan hal-hal yang tersembunyi. Hal ini sejalan dengan alur cerita novel yang penuh misteri dan kejutan. Kedua, angka "00.00" juga dapat diartikan sebagai simbol keabadian atau siklus kehidupan, yang mengisyaratkan bahwa setiap manusia akan kembali kepada Tuhan.
Gambar sketsa perempuan: Gambar sketsa perempuan pada sampul novel berfungsi sebagai ikon yang melambangkan tokoh utama cerita, yaitu Lengkara. Sketsa perempuan ini memberikan gambaran awal tentang karakter tokoh utama dan menjadi pintu masuk bagi pembaca untuk memahami cerita.
 Analisis Semiotika pada Tokoh
 Lengkara: Nama tokoh utama, Lengkara, berfungsi sebagai simbol yang memiliki makna kompleks. Arti "lengkara" dalam kelas adjektiva atau kata sifat menunjukkan makna "mustahil", "tidak jadi", dan "tidak mungkin ada". Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol kehidupan Lengkara yang penuh dengan kesulitan, kekecewaan, dan ketidakpastian.
Masnaka: Nama Masnaka berfungsi sebagai simbol yang melambangkan karakter yang berani, cerdas, pekerja keras, dan setia. Nama ini mencerminkan sifat Masnaka sebagai teman dan kekasih yang selalu mendukung Lengkara dalam menghadapi berbagai cobaan.
Nilam: Nama Nilam berfungsi sebagai simbol yang melambangkan keindahan dan kemewahan. Namun, dalam novel, Nilam justru menjadi tokoh antagonis yang bersifat tidak adil dan bermuka dua. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan dan kemewahan tidak selalu diiringi dengan kebaikan.
Sonya: Nama Sonya berfungsi sebagai simbol yang melambangkan karakter yang memiliki charisma dan menarik perhatian. Sonya mampu menarik perhatian ayah Lengkara dan bersifat tidak adil dan bermuka dua. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik fisik tidak selalu diiringi dengan karakter yang baik.
Nina: Nama Nina berfungsi sebagai simbol yang melambangkan kasih sayang orang tua. Nina, sebagai ibu Lengkara, memiliki sifat yang baik dan sangat menyayangi Lengkara.
Sekala: Nama Sekala berfungsi sebagai simbol yang melambangkan waktu yang tidak pasti. Sekala, dalam cerita, dapat hadir sewaktu-waktu, menggambarkan ketidakpastian dan perubahan dalam kehidupan.
Erik: Nama Erik berfungsi sebagai simbol yang melambangkan kekuasaan dan pengaruh. Erik, dalam cerita, merupakan sosok penguasa yang berpengaruh dalam kehidupan Lengkara.
 Analisis Semiotika pada Kutipan
 "Sepasang Luka yang Berakhir Duka": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang melambangkan hubungan asmara yang berakhir tragis. Luka yang dimaksudkan adalah luka batin yang dialami oleh sepasang kekasih akibat kerasnya kehidupan. Kutipan ini menggambarkan realitas pahit bahwa tidak semua hubungan asmara berakhir dengan bahagia.
"Ketika dipukul mundur oleh realita namun dipaksa menetap oleh harapan": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan dilema yang dialami oleh tokoh utama. Lengkara dihadapkan pada realitas pahit yang membuatnya ingin menyerah, namun dia dipaksa untuk bertahan oleh harapan untuk bahagia bersama orang yang dicintai. Kutipan ini menunjukkan bahwa harapan dan realitas seringkali berbenturan dalam kehidupan.
"Aku tidak sejenius itu untuk Menuhin ekspektasi papa dan mama yang setinggi langit": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan tekanan yang dialami oleh Lengkara. Lengkara berusaha memenuhi ekspektasi orang tuanya yang tinggi, namun dia merasa tidak mampu. Kutipan ini menunjukkan bahwa tekanan sosial dan ekspektasi orang tua dapat menjadi beban berat bagi seseorang.
Analisis semiotika terhadap novel "00.00" karya Ameylia Falensia menunjukkan bahwa novel ini kaya akan simbolisme dan makna tersirat. Melalui penggunaan ikon, indeks, dan simbol, penulis berhasil menyampaikan pesan tentang realitas pahit kehidupan perempuan di Indonesia, kompleksitas emosi, dan pentingnya dukungan dan pengorbanan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan berbagai isu sosial yang dihadapi perempuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI