Mohon tunggu...
Agusti Koriyanto Ulu Kroon
Agusti Koriyanto Ulu Kroon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football âš½

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Novel 00.00 Karya Ameylia Falensia

14 Januari 2025   11:03 Diperbarui: 14 Januari 2025   11:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekala: Nama Sekala berfungsi sebagai simbol yang melambangkan waktu yang tidak pasti. Sekala, dalam cerita, dapat hadir sewaktu-waktu, menggambarkan ketidakpastian dan perubahan dalam kehidupan.

Erik: Nama Erik berfungsi sebagai simbol yang melambangkan kekuasaan dan pengaruh. Erik, dalam cerita, merupakan sosok penguasa yang berpengaruh dalam kehidupan Lengkara.

 Analisis Semiotika pada Kutipan

  "Sepasang Luka yang Berakhir Duka": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang melambangkan hubungan asmara yang berakhir tragis. Luka yang dimaksudkan adalah luka batin yang dialami oleh sepasang kekasih akibat kerasnya kehidupan. Kutipan ini menggambarkan realitas pahit bahwa tidak semua hubungan asmara berakhir dengan bahagia.

"Ketika dipukul mundur oleh realita namun dipaksa menetap oleh harapan": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan dilema yang dialami oleh tokoh utama. Lengkara dihadapkan pada realitas pahit yang membuatnya ingin menyerah, namun dia dipaksa untuk bertahan oleh harapan untuk bahagia bersama orang yang dicintai. Kutipan ini menunjukkan bahwa harapan dan realitas seringkali berbenturan dalam kehidupan.

"Aku tidak sejenius itu untuk Menuhin ekspektasi papa dan mama yang setinggi langit": Kutipan ini berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan tekanan yang dialami oleh Lengkara. Lengkara berusaha memenuhi ekspektasi orang tuanya yang tinggi, namun dia merasa tidak mampu. Kutipan ini menunjukkan bahwa tekanan sosial dan ekspektasi orang tua dapat menjadi beban berat bagi seseorang.

Analisis semiotika terhadap novel "00.00" karya Ameylia Falensia menunjukkan bahwa novel ini kaya akan simbolisme dan makna tersirat. Melalui penggunaan ikon, indeks, dan simbol, penulis berhasil menyampaikan pesan tentang realitas pahit kehidupan perempuan di Indonesia, kompleksitas emosi, dan pentingnya dukungan dan pengorbanan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan berbagai isu sosial yang dihadapi perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun