Mohon tunggu...
Ary Surya
Ary Surya Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan 1000 Mil Diawali dengan Satu Langkah Kecil

Pernah kuliah di manajemen keuangan, lulus ilmu pemerintahan. Sekarang bikin dan jualan rumah sederhana sampai mewah serta nyambi jualan mainan & hobi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilih Mengambang

14 Maret 2018   21:09 Diperbarui: 14 Maret 2018   22:01 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tribunnews.com

Seringkali mendengar istilah pemilih mengambang diberita televisi dan radio serta membaca dikoran-koran. Siapakah pemilih mengambang itu? Atau sejenis apakah mereka?

Pemilih itu orang, seseorang yang mempunyai hak untuk memilih dengan membawa surat undangan untuk hadir atau menunjukkan kartu tanda penduduk di tempat pemilihan suara. Pemilih belum tentu bisa memilih. Semisal karena suatu putusan pengadilan, sedang dicabut hak untuk memilih atau tidak mendapat surat undangan untuk memilih serta tidak mempunyai kartu tanda penduduk resmi atau bahkan kehabisan kertas suara karena ia tidak memilih di TPS nya karena sedang keluar kota/provinsi.

Mengambang, ia atau sesuatu yang tidak menapak ke tanah ataupun tidak melayang. Stagnan pada satu posisi diantara udara dan tanah.

Pemilih mengambang bisa diartikan seorang yang belum mempunyai pilihan untuk menggunakan hak pilihnya memilih kontestan pada suatu pemilihan, apakah itu pada satu masa waktu pemilihan umum, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden.

Pemilih mengambang biasanya seseorang:

1. Baru memperoleh kewarganegaraan Indonesia sehingga ia tidak begitu faham dan mengerti siapa yang harus dipilih,

2. Pemilih pemula, baru pertama kalinya menggunakan hak pilih,

3. Yang berpikir kritis hingga cenderung tidak menggunakan hak pilihnya namun pada satu titik ia masih ingin menggunakan haknya,

4. Yang sangat objektif terhadap paparan misi dan visi kontestan sehingga ia memutuskan untuk menjatuhkan pilihan di ruang tempat pemilihan suara,

5. Yang memang memilih berdasarkan suara hati.

Pemilih mengambang membutuhkan setidaknya informasi yang menyentuh hati, pikiran dan nalurinya. Hingga demikian sangat rentan sekali mendapat informasi yang salah mengenai seorang kontestan/partai politik. Biasanya ini terjadi pada pemilih yang baru menggunakan hak pilihnya. 

Pendidikan politik yang objektif serta memberikan suasana yang tenang baik secara keamanan maupun secara kebatinan. 

Pemilih mengambang jika mendapatkan informasi yang salah apalagi diracuni oleh isu-isu SARA akan menyebabkan kejanggalan pemilih pada tahapan selanjutnya. Kekecewaan mendalam ketika ia memilih kontestan tapi yang dipilihnya banyak melakukan pengingkaran janjinya saat berkampanye. Bisa jadi nantinya memilih tidak menggunakan hak pilihnya kembali.

Pemilih model ini sangat rentan berpindah-pindah pilihan. Ia lebih kepada hembusan arah angin konstelasi politik dan atau pandangan politik teman sepergaulan, sejawat, kolega atau keluarga. Tak ada satu kepastian ia akan jatuh memilih siapa bahkan pada detik-detik terakhir sekalipun.

Pemilih mengambang melepas status mengambangnya ketika pemilih sudah menjatuhkan pilihannya pada satu kontestan jauh hari sebelum pemilihan diselenggarakan. Saya ucapkan selamat kepada Anda sekalian yang sudah menjatuhkan pilihannya. 

Namun begitu, pemilih mengambang melekat pada semua orang sejak pemilihan kepala daerah dan presiden diberlakukan. Seorang pemilih fanatik suatu partai politik namun pada satu kesempatan lain ia adalah pemilih mengambang ketika pemilihan kepala daerah atau presiden, karena konstestan bisa berubah-rubah sepanjang waktu, sudah tidak terikat pada fanatisme partai politik dan bagaimana penilaian pemilih terhadap kinerja, reputasi, kredibilitas yang dipilihnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun