Mohon tunggu...
Yoga Wiryawan
Yoga Wiryawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hati-hati Pak Dirman, Obsesi Bisa Berujung Depresi

12 Mei 2018   11:29 Diperbarui: 12 Mei 2018   12:10 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ambisi adalah keinginan kuat mencapai sesuatu atau tujuan tertentu. Sedangkan obsesi adalah keinginan disertai usaha keras bahkan terkesan memaksa untuk mencapainya.

Perbedaannya ada pada cara. Orang mencapai ambisinya menggunakan cara-cara positif. Sedangkan obsesi cenderung menghalalkan segala cara. Karena obsesi adalah keinginan yang disertai tindakan emosi yang seringkali tidak terkendali atau berlebihan.

Debat Pilgub Jateng putaran kedua pada 3 Mei lalu jelas menggambarkan bagaimana Sudirman Said tidak sekadar berambisi, tapi terobsesi jadi gubernur. Karena ia merasa tidak cukup hanya memaparkan visi misi dan program (cara positif), tapi malah menyerang Ganjar Pranowo secara personal.

Ia menyerang keterkaitan Ganjar dengan kasus E-KTP. Suatu tuduhan yang masih sebatas isu atau praduga, dan tidak pernah dapat dibuktikan di pengadilan.

Lagi-lagi merasa belum cukup. Secara verbal, Dirman menguarkan kalimat ajakan agar warga Jateng tidak memilih calon yang berpotensi tersandung kasus. Dirman tak perduli bahwa Ganjar hanya diperiksa sebagai saksi. Ia tidak perduli bahwa tuduhan pada Ganjar tidak ada satupun yang terbukti. Ia terus menggiring opini bahwa seolah-olah Ganjar salah dan bakal jadi terpidana korupsi.

Dari sini, bisa dibaca bahwa Dirman menggunakan segala cara. Pertama, Ia tidak perduli bahwa materi serangannya sama sekali tidak sesuai tema pada debat kedua. Yakni pelayanan publik dan perekonomian.

Kedua, Dirman menyerang Ganjar pada ranah personal. Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan seorang negarawan. Etika politik mantan Menteri ESDM ini dipertanyakan.

Dirman tak perduli keluar tema atau melanggar etika. Menurutnya, jika ada senjata yang bisa digunakan menjatuhkan lawan, maka harus digunakan. Peduli setan dengan aturan.

Tanpa sadar, Dirman justru mengingatkan publik akan serangan-serangan pada Ganjar yang terkait E-KTP. Selama ini publik masih bertanya-tanya, apa betul pihak Dirman menggunakan cara-cara negatif dalam melawan petahana.

Seperti kasus selebaran gelap E-KTP yang disebarkan di Pati, Cilacap, dan sejumlah daerah lain. Selebaran itu berisi berita koran yang diframing sehingga seolah-olah sebagai bukti Ganjar benar-benar terlibat kasus E-KTP. Sebelumnya juga ada kuisioner di Magelang yang isinya mengatakan Ganjar terlibat E-KTP dan mengununggulkan Dirman sebagai pembongkar "Papa Minta Saham".

Menariknya, serangan Dirman sejatinya adalah peluru karet yang ketika mengenai Ganjar kemudian memantul berbalik arah menuju Dirman sendiri atau pasangannya, Ida. Ya, seperti kata Ganjar ketika menjawab soal E-KTP. Kalau Nazaruddin bilang seluruh pimpinan dan anggota Komisi II DPR RI 2009-2014 menerima suap E-KTP, maka bagaimana dengan Ida yang juga saat periode itu juga anggota Komisi II?

Pada Majalah Tempo edisi 5 Maret 2017, nama Ida bahkan tertera pada nomer 36 dari 37 anggota Komisi II yang diduga ikut menikmati duit suap E-KTP.

"Semua yang di komisi II DPR bisa bersaksi. Mbak Ida pernah di Komisi II bareng saya. Benarkah semua di Komisi II menerima? Mbak Ida juga bisa menjadi saksi untuk kita semuanya," kata sang petahana.

Menyerang sekali, Dirman malah kena counter attack dua kali. Ganjar menyindir bagaimana Dirman ketika memimpin Kementerian ESDM justru kerepotan karena sering diperiksa untuk kasus yang dilakukan anak buahnya.

"Saya takut menepuk air di dulang lalu muncrat ke muka sendiri," sindir Ganjar.

Misalnya Pada 13 November 2015, Dirman diperiksa KPK sebagai saksi kasus suap Dewi Yasin Limpo pada proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua. Proyek ini menggunakan pos anggaran Kementrian ESDM.

28 Maret 2015, Dirman lagi-lagi diperiksa sebagai saksi dalam persidangan Dewi Yasin Limpo di Pengadilan Tipikor

Kinerja Dirman juga dipertanyakan ketika menjabat deputi bidang komunikasi dan informasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias. Nyatanya terdapat 27 kasus korupsi terjadi di lembaga yang mengurusi bencana tersebut. Sumber: https://www.viva.co.id/korupsi/27468-27-kasus-korupsi-terjadi-di-brr-aceh-nias

Sebaliknya, Ganjar menanyakan apakah selama periode pertamanya jadi gubernur Jateng ada kasus korupsi di tubuh Pemprov Jateng? Jawabnya tidak ada.

Saya kira publik pun bisa menilai sendiri, siapa kandidat yang benar-benar bisa kerja dan antikorupsi.

Jadi, Pak Dirman, saya cuma berpesan agar hati-hati. Karena, jika ambisi orang tidak tercapai, paling banter dia akan mengalami kekecewaan. Tapi obsesi yang gagal akan berujung depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun