Mohon tunggu...
Yoga Wiryawan
Yoga Wiryawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hati-hati Pak Dirman, Obsesi Bisa Berujung Depresi

12 Mei 2018   11:29 Diperbarui: 12 Mei 2018   12:10 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada Majalah Tempo edisi 5 Maret 2017, nama Ida bahkan tertera pada nomer 36 dari 37 anggota Komisi II yang diduga ikut menikmati duit suap E-KTP.

"Semua yang di komisi II DPR bisa bersaksi. Mbak Ida pernah di Komisi II bareng saya. Benarkah semua di Komisi II menerima? Mbak Ida juga bisa menjadi saksi untuk kita semuanya," kata sang petahana.

Menyerang sekali, Dirman malah kena counter attack dua kali. Ganjar menyindir bagaimana Dirman ketika memimpin Kementerian ESDM justru kerepotan karena sering diperiksa untuk kasus yang dilakukan anak buahnya.

"Saya takut menepuk air di dulang lalu muncrat ke muka sendiri," sindir Ganjar.

Misalnya Pada 13 November 2015, Dirman diperiksa KPK sebagai saksi kasus suap Dewi Yasin Limpo pada proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua. Proyek ini menggunakan pos anggaran Kementrian ESDM.

28 Maret 2015, Dirman lagi-lagi diperiksa sebagai saksi dalam persidangan Dewi Yasin Limpo di Pengadilan Tipikor

Kinerja Dirman juga dipertanyakan ketika menjabat deputi bidang komunikasi dan informasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias. Nyatanya terdapat 27 kasus korupsi terjadi di lembaga yang mengurusi bencana tersebut. Sumber: https://www.viva.co.id/korupsi/27468-27-kasus-korupsi-terjadi-di-brr-aceh-nias

Sebaliknya, Ganjar menanyakan apakah selama periode pertamanya jadi gubernur Jateng ada kasus korupsi di tubuh Pemprov Jateng? Jawabnya tidak ada.

Saya kira publik pun bisa menilai sendiri, siapa kandidat yang benar-benar bisa kerja dan antikorupsi.

Jadi, Pak Dirman, saya cuma berpesan agar hati-hati. Karena, jika ambisi orang tidak tercapai, paling banter dia akan mengalami kekecewaan. Tapi obsesi yang gagal akan berujung depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun