Mohon tunggu...
Arya Wira Wardhana
Arya Wira Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPNV Jatim

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fatamorgana Sistem Perkuliahan Online

14 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 14 Oktober 2021   15:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, perkuliahan online di tengah pandemi ini apakah sebuah opsi yang benar untuk diambil?

Belajar dari rumah : “Sebuah jalan keluar untuk masa depan bangsa?

 Institusi pendidikan salah satu sektor yang cepat menanggapi gelombang penyebaran virus corona, membuat reaksi cepat karena dinilai berpotensi meningkatkan penyebaran. Semuanya pun berlangsung secara virtual. Proses belajar-mengajar akhirnya tersendat mengingat metode distribusi pengetahuan dirasa kurang optimal.Selama pandemi, terhitung sejak awal akhir Februari 2020. Pasca instruksi pemerintah untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, ataupun beribadah dari rumah dan lain sebagainya membuat situasi di Indonesia menjadi beda. Hal ini juga berdampak dalam proses pendidikan. Bagaimana tidak, hampir 100% aktivitas kerja dan sekolah dilakukan dari rumah. Serba-serbi kehidupan diwarnai oleh dunia online, mulai dari materi pembelajaran, tugas, kuis, ulangan harian, dan berbagai ujian dilakukan dari rumah via berragam aplikasi yang ada dalam jasa daring smpai dengan absensi.

 Akan tetapi, hal ini menimbulkan adanya kendala yang tak terelakkan  disebabkan oleh proses pendidikan Indonesia dimasa lalu. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua mahasiswa berasal dari keluarga kelas menengah ke atas. Tidak semua mahasiswa dan pengajar di Indonesia menikmati proses 4.0 ini yang semua aktivitas dilakukan dengan teknologi. Tidak semua mereka memiliki smartphone dan laptop. Ada yang punya tetapi susah untuk mendapatkan akses internet. Bahkan di daerah tertentu tidak ditemukan jaringan internet. Selain itu, kreativitas para pengajar adalah salah satu tuntutan terbesar dalam sistem perkuliahan di satu sisi. Di lain sisi, ketekunan,keseriusan mahasiswa menjadi tuntutan lain. Akan tetapi keduanya tidak terlepas dari jaringan atau koneksi. Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor penentu dalam pelaksaan perkuliahan online.

Lalu, seefektif apakah model pembelajaran online ini berpengaruh bagi proses belajar para peserta didik atau mahasiswa?. Dari fenomena yang terlihat banyak yang mengartikan lain konsep belajar dirumah,belajar dari rumah untuk konteks siswa adalah liburan. Berada di rumah selama pandemi diharapkan tetap produkif dalam belajar. Akan tetapi, terkadang orang justru merasa bebas-merdeka untuk belajar. Dalam hal ini, ia menerapkan prinsip “semau aku dong.” Belajar dari rumah adalah sebuah istilah yang dipakai untuk mengelak tuduhan bahwa selama pandemi Pendidikan terhenti,dan juga intensitas ketertarikan peserta didik dalam mengikuti kuliah online sangat kecil. Bahkan, kebanyakan menciptakan kejenuhan dalam proses belajar.Seperti halnya mahasiswa semester 3 keatas pasti merasa kehilangan momen perjumpaan langsung dengan dosen-dosen favorit, begitupula mahasiswa baru sepeti saya sangat ingin bertemu dengan para dosen maupun mengenal kampus lebih jauh lagi,apadaya hanya bisa tahu lewat cerita dari para mahasiswa yang lebih lama. Seperti tak ada yang dipelajari selama semester ini. Jadi sepemikiran kah anda?

Daftar Pustaka

Amalia, R. (2015). Efek Tayangan on the Spot Terhadap Pesan Media Massa Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman. Diakses dari http://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id/-site/wp-content/uploads/2015/04/JURNAL (04-09-15-06-48-39).pdf

Kompas, Edisi Kamis, 30 April 2020

G. Elena, Popkova, V. Yulia Aleksei, Ragulina Bogoviz, V (Ed)., Industry 4.0: Industrial Revolution of the 21st Century, Poland: Polish Academy of Sciences, 2019.

Indraswara, Angga., Opini Kompas, Jumat, 15 Mei 2020, 7.

Rosyada, Dede., Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun