Minggu lalu penulis mendapatkan workshop yang sangat bermanfaat yang disampaikan oleh pendidik yang telah belasan tahun mendalami metode tertentu Montessori dalam menstimulasi murid usia dini untuk dapat membaca, menulis dan berhitung.
Menstimulasi anak di usia dini untuk mengenal tentang huruf dan angka sangat penting guna membangun motivasi belajar mereka kelak di pendidikan dasar formal.Â
Seringkali penulis mendapatkan pandangan para pendidik usia dini untuk khawatir mengenalkan huruf dan angka kepada peserta didik lantaran dianggap dapat mengurangi waktu para murid untuk bermain dan berdinamika di usia mereka.
Pandangan ini berdampak sangat fatal terhadap para murid yang kelak melanjutkan ke pendidikan dasar yang formal dimana huruf dan angka menjadi konsumsi mereka setiap hari.
Untuk itu guru pendidikan usia dini tetap perlu melakukan stimulasi yang tepat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi psikologi anak di usia dini. Teknik atau metode yang tepat ini dapat membantu para murid usia dini memahami makna huruf dan angka dengan gembira tanpa paksaan.
Bagaimana teknik yang diajarkan dengan pendekatan metode khusus?Â
Hal utama yang mendasari teknik ini adalah pentingnya memahami perkembangan murid khususnya perkembangan sensori atau penginderaan para murid dan perkembangan motorik atau koordinasi sensori menjadi sebuah gerak.
Murid perlu dideteksi sejak awal terkait sensori dan motorik ini. Cara mendeteksinya dapat dilakukan dengan beragam kegiatan "Practical Life" atau kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh para murid, seperti saat mereka makan, menggunakan sepatu, membawa tas sekolah, bermain sendiri, bermain bersama teman, mandi, buang air kecil dan besar, tidur, bercerita dan lainnya.
Pembelajaran yang dirancang yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, dimana murid terlibat dalam pembelajaran. Murid tidak hanya mendengarkan guru berbicara, namun juga murid diijinkan untuk melakukan kegiatan yang mendukung pembelajaran seperti bernyanyi, bergerak, meniru, membuat sesuatu, bercerita dan aktivitas lainnya.
Setelah guru memahami perkembangan sensori dan motorik para murid, guru dapat melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kelompok muridnya. Pendekatan yang berbeda ini artinya dalam satu kelas, guru mengajarkan dengan proses yang berbeda-beda antar kelompok murid yang disesuaikan dengan perkembangan sensori dan motoriknya.Â
Jika ada beberapa murid yang telah berkembang baik dalam sensori dan motoriknya maka mereka dikelompokan bersama dan diberi proses yang sama dalam untuk proses mengenal huruf dan angka.Â
Sedangkan untuk murid yang memiliki perkembangan sensori dan motorik yang belum memenuhi standar maka mereka mendapat proses stimulasi yang berbeda dan tentu mereka akan mendapat pembelajaran yang lebih banyak dalam berkegiatan guna mengembangkan sensori dan motorik mereka.
Pembelajaran pertama untuk mengenalkan huruf dan angka adalah dengan mengenalkan bunyi yang tepat terhadap huruf dan angka dalam bahasa ibu para murid, yaitu bahasa Indonesia. Guru dapat mengenalkan bunyi huruf dan angka lewat bernyanyi yang dikaitkan dengan huruf dan angka. Tentu untuk awal guru dapat fokus dahulu mengenalkan huruf dari a hingga z dalam bentuk lagu.
Di saat guru bernyanyi pastikan hal konkrit dihadirkan yaitu dapat berupa gambar huruf dan aplikasi huruf untuk benda yang dekat dengan murid, misal di saat guru menyanyikan huruf a guru bisa hadirkan huruf a dan gambar ayam.Â
Pemilihan bentuk huruf harus konsisten dari awal hingga nanti ketika murid akan menulis huruf tersebut. Jika nantinya akan menulis huruf a latin maka gunakan huruf a latin dalam gambar yang ditunjukan, disiplin dan konsistensi sangat diperlukan untuk memudahkan para murid memahami simbol huruf.
Setelah murid dapat bernyanyi dan menunjukkan huruf sesuai dengan lagu yang dinyanyikan, guru dapat melanjutkan proses pembelajaran berikutnya yaitu dengan mengulang bunyi huruf dengan menunjukan benda konkrit terkait huruf yang dipelajari. Huruf yang dipelajari dimulai dengan huruf vokal terlebih dahulu yaitu huruf a, e, i, o, u. Untuk bunyi huruf e pastikan dengan satu bunyi yaitu sesuai dengan bunyi e pada kata 'sesuai'. Bunyi huruf e ini lebih sering kita gunakan daripada bunyi huruf e pada kata 'medan'.
Pilihan benda kongkrit ini pastikan murid tahu nama benda ini, dan bisa digengam oleh murid seperti boneka atau patung mini anjing, angsa, bebek, itik, dan lainnya.Â
Di saat guru menyebutkan nama benda untuk mengenalkan bunyi huruf tertentu, guru perlu memberi tekanan bunyi terhadap huruf yang ingin diajarkan. Misal di saat mengingatkan murid untuk bunyi huruf a pada benda angsa, guru dapat mengatakan, "a...a... angsa". Selanjutnya murid diminta untuk mengulangi bunyi huruf a dengan tepat.
Setiap pengenalan bunyi huruf yang diberikan, selalu diberi tiga benda yang bertepatan dengan huruf yang dikenalkan bunyinya. Cukup tiga benda tidak lebih tidak kurang.Â
Selanjutnya guru dapat memberikan tantangan lain kepada murid dengan mengenalkan bunyi huruf lainnya hingga murid dapat mengenal bunyi dari setiap huruf vokal yang ada.
Setelah bunyi dikenal oleh murid, guru perlu memastikan agar murid telah menguasai bunyi dari setiap huruf vokal, pada proses awal ini murid belum dikenalkan simbol dari huruf vokal, baru dikenalkan bunyi dari huruf vokal.
Tahap selanjutnya, guru dapat mengajak murid mengenal huruf vokal lewat bunyi dan benda yang terkait dengan huruf vokal tersebut. Huruf dikenalkan dalam ukuran huruf 15 cm x 15 cm dan menggunakan huruf latin sesuai dengan standar penulisan yang diharapkan di sekolah. Huruf ini memiliki permukaan yang sedikit menonjol agar para murid dapat merasakan bentuk huruf ini dengan jari mereka.
Guru memegang jari murid untuk digerakan sesuai dengan arah menulis huruf vokal yang diajarkan. Murid menyebut bunyi huruf vokal sambil menggerakan jari mereka mengikuti pola menulis huruf vokal tersebut.Â
Setelah murid berhasil menyebut dan menggerakan huruf vokal tersebut, guru dapat melanjutkan tantangan dengan menyediakan media pasir atau sejenisnya agar murid dapat menggambar huruf vokal yang diajarakan tersebut dengan menggunakan jari. Dalam proses ini murid belum menggambar huruf vokal dengan menggunakan pensil dan kertas.
Jika murid telah berhasil menggambarkan huruf vokal di media yang disediakan, maka murid dapat melangkah selanjutnya untuk mengenal 3 huruf konsonan awal yaitu huruf s, m, l. Ketiga huruf ini diajarkan sesuai urutan di saat mengajarkan huruf vokal yaitu kenalkan lewat lagu, kenalkan bunyi, kenalkan benda yang terkait dengan huruf, selanjutnya menggambarkan huruf tersebut.
Setelah murid memahami huruf vokal dan 3 huruf konsonan, murid dapat diajarkan bunyi dari gabungan 1 konsonan dengan 1 huruf vokal dengan metode urutan yang sama. Hadirkan benda konkrit yang berbunyi dari gabungan 1 konsonan dan 1 huruf vokal, misal sepatu. "S....s....e.....e......sepatu", lakukan persis dengan metode mengenalkan bunyi huruf sebelumnya.
Bunyi gabungan dari 1 konsonan dan 1 huruf vokal ini dilanjutkan hingga semua bunyi gabungan dikenal oleh murid, sa, se, si, so, su, kemudian jika murid telah lancar untuk mengenal bunyi huruf gabungan ini, murid dapat menggambar huruf gabungan ini.
Metode ini diyakini dapat membantu murid untuk senang belajar mengenal huruf, dan akhirnya dapat membaca huruf hingga menulis huruf. Hal-hal dasar ini dapat menghasilkan pola yang terbangun secara otomatis dari cara murid belajar, alhasil tanpa harus mengenalkan satu per satu gabungan huruf konsonan lain selain s,m,l, murid dapat menyebutkan bunyi dari gabungan huruf konsonan dan huruf vokal lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H