Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengembangkan Ketrampilan Daya Hidup Murid di Sekolah

22 April 2024   05:07 Diperbarui: 22 April 2024   06:06 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah perlu sekali menjadi wadah yang menguatkan mental murid sejak dini

Minggu lalu berita utama di Harian Kompas mengangkat permasalahan calon dokter spesialis yang berupaya untuk mengakhiri hidupnya lantaran dengan segudang sebab yang melatarbelakanginya. Penulis ikut menyimak dari segala sudut pandang yang disampaikan oleh penulis berita hingga penulis opini terkait hal ini.

Beberapa renungan yang penulis dapatkan terkait hal ini adalah ternyata untuk dapat berdaya hidup atau berani untuk hidup lebih lama itu tidak mudah. Sulit sekali bagi kita untuk menyatakan diri agar berani menghadapi hidup kita dan untuk terus hidup dalam kehidupan kita.
Apalagi jika kita dalam kondisi yang tidak nyaman seperti yang dialami oleh para calon dokter spesialis yang terindikasi mendapatkan perundungan hingga perlakukan jam kerja yang melampui kebiasaan umumnya.

Salah satu rujukan yang disampaikan salah satu penulis opini di harian kompas yang menarik bagi penulis adalah pentingnya membangun kebiasaan menghadapi tekanan sejak dini, salah satunya dengan keberanian untuk mengkomunikasikan tekanan yang diperoleh kepada orangtua atau orang yang dipercaya agar dapat menurunkan tensi tekanan yang diperoleh.

Kebiasaan untuk bercerita menjadi penting untuk dijadikan pembelajaran yang dapat dilatih bagi para murid di sekolah. Penulis pernah mengembangkan sebuah program penguatan murid SMP dan SMA dalam mengkomunikasikan tekanan yang mereka peroleh selama di rumah dan di sekolah.

Penulis memanggil setiap murid dan mereka mendapat waktu maksimal 1 jam pelajaran untuk berdialog dengan penulis (sebagai kepala sekolah) dan guru BK atau BP. 

Dalam dialog itu, penulis melontarkan pertanyaan yang menukik, mengarah langsung ke hal-hal esensi kehidupan murid yang penuh tekanan salah satunya terkait hubungan mereka dengan orang tua mereka dan juga dengan teman-teman mereka.

Isi pertemuan ini sangat rahasia, murid mendapat jaminan bahwa apa yang mereka alami tidak diceritakan kepada murid lainnya juga ke guru lainnya, namun dapat diceritakan ke orang tua mereka asalkan memang pantas untuk disampaikan dalam hal ini mendukung untuk ke solusi.

Para murid yang tertekan, awalnya terpatah-patah untuk bercerita, mereka sering diam, namun kami menggali terus, dengan beragam teknik komunikasi pendekatan. 

Syukurlah sebagian besar murid bercerita dan meneteskan air mata mereka sebagai bentuk melepaskan tekanan yang mereka dapatkan selama ini. Setelah mereka menangis dan bercerita terkait tekanan yang mereka alami, kami meminta mereka untuk dapat memahami bahwa semua itu telah terjadi di masa lalu, dan mereka dapat merubahnya di masa depan dengan cara memaafkan dan mau merubah diri untuk lebih baik lagi ke depan.

Setelah sesi dialog selesai, kami berikan selamat kepada mereka dan kami sampaikan bahwa mereka telah lahir kembali dalam kondisi mental yang lebih kuat, dan hati yang lebih berani untuk hadapi hari-hari berikutnya.

Jika murid siap untuk menyelesaikan tekanan yang mereka peroleh dengan seseorang baik itu orang tua mereka atau teman mereka maka kami mempertemukan mereka dan memediasikan mereka agar terajut lembar baru yang lebih baik.

Program ini awalnya mendapat penolakan dari para tim guru yang umumnya berpendapat menghabiskan waktu pembelajaran di mana murid terpaksa meninggalkan waktu pelajaran yang berlangsung. 

Penulis menyampaikan bahwa murid memang meninggalkan pelajaran namun untuk penguatan yang ke depan sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka. 

Kelak mereka dapat belajar lebih mantap, lebih semangat lagi karena mereka mendapatkan amunisi yang kuat untuk mendorong mental mereka lebih merdeka dari belenggu tekanan hidup yang bersembunyi di dalam sela-sela kehidupan mereka.

Alhasil, waktu itu di saat sekolah diberi peringkat dalam rerata hasil ujian nasional, sekolah kami sebagai sekolah swasta peringkat pertama se-kabupaten, dan peringkat ketiga swasta se-provinsi padahal sekolah kami baru melulusakan yang pertama.

Selain komunikasi terbuka, menurut penulis waktu itu, sekolah perlu mengembangkan secara rutin pendampingan kepada para murid yaitu program pendampingan murid dengan wali kelasnya.

Program penampingan bersama wali kelas ini dilakukan setiap dua minggu sekali dengan mengurangi waktu upacara bendera yang umumnya setiap minggu sekali. Penulis melihat upacara bendera bagus dilakukan namun tidak setiap minggu agar murid ada waktu untuk dikuatkan dengan komunitasnya di dalam satu kelas serta bersama wali kelas mereka.

Program pendampingan dengan wali kelas ini digunakan untuk berbincang-bincang dengan suasana informal, wali kelas menanyakan kondisi belajar para murid, lalu murid dapat menyampaikan perkembangan mereka dan juga keluhan mereka saat pembelajaran. Wali kelas dapat memberikan penguatan dan untuk ranah kebijakan, wali kelas dapat mencatatnya dan akan disampaikan ke kepala sekolah.

Melalui program pendampingan ini, para murid dapat saling menguatkan dan terjadilah komunitas yang saling mendukung dan tentu tidak ada perundungan yang mencemaskan para murid baik itu yang berasal dari teman atau dari guru. Keterbukaan yang bertanggung jawab ini menjadi budaya yang kami terapkan di sekolah agar para murid dan guru dapat bersama-sama membangun diri mereka dan terus mengembangkan diri agar menjadi lebih baik.

Program komunikasi lainnya yang juga penting adalah program pertemuan dengan para orang tua. Umumnya sekolah membuat pertemuan orang tua hanya satu atau dua kali dalam setahun atau tiga kali dengan pembagian laporan hasil belajar. 

Pertemuan orang tua ini umumnya berupa sosialisasi terkait peraturan dan pelaksaan program sekolah. Penulis melihat program sejenis ini masih kurang, maka penulis membuat forum orang tua belajar.

Forum orang tua belajar ini adalah forum di mana para orang tua dapat hadir tanpa diwajibkan dan setiap orang tua dapat menanyakan segala hal yang diperlukan agar dapat melakukan pendidikan yang berkualitas di rumah. Orang tua lain juga dapat memberikan nasehat berupa pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka. 

Di sini penulis ingin membentuk komunitas orang tua yang saling mendukung agar dapat menguatkan anak-anak mereka di rumah dan sejalan dengan visi sekolah. Para orang tua ini menjadi pendukung sekolah yang sangat kuat, mereka sering membantu sekolah dalam menjawab keluhan orang tua lainnya yang sering kali hanya mengeluh tanpa solusi.

Rekatan yang kuat antara sekolah, murid dan orang tua menjadi kekuatan yang sangat dasyat dalam melakukan proses pendidikan murid di sekolah terkhusus dalam membangun ketrampilan daya hidup para murid.

Lalu ada satu porgram lain yang juga penting untuk peningkatan ketrampilan daya hidup murid adalah program kepemimpinan. Dalam program ini, murid dilatih untuk mandiri, dibimbing untuk memahami tantangan sejak dini. Suatu waktu, murid kami ajak jalan lebih dari 3 km untuk membuat mereka berlatih daya tahan tubuh, setelah itu mereka menjadi lapar dan haus. 

Di saat itu kami tidak memberikan air dan makanan, kami menawarkan mereka untuk menawarkan jasa mereka untuk bekerja demi sepiring nasi dan segelas air minum.

Awalnya para murid mengeluh, mereka biasanya perlu apapun tinggal minta, namun kali ini mereka tidak dapat meminta namun mereka wajib membuat diri mereka untuk berkarya demi sepiring nasi dan segelas air minum. Waktu itu, mereka diselimuti ketakutan akan kegagalan, "Bagaimana jika kami tidak berhasil dan kami kekurangan makan dan minum, apakah kami akan pingsan dan tidak sadar diri".

Kami menguatkan mereka, dan memberikan mereka sedikit wejangan,"Ini bagian dari kehidupan kita, kelak kalian perlu berupaya sendiri tanpa bantuan orang tua kalian. Cobalah jajakan jasa tenaga kalian, carilah tempat yang memerlukan jasa tenaga kalian untuk sepiring nasi dan segelas air".

Akhirnya mereka pun mencoba, satu kelompok murid berhasil, dan berteriak gembira,"Pak, kami mendapat makan siang yang paling nikmat, kami mendapat pekerjaan mencuci piring, wah ternyata sulit sekali ya untuk mendapatkan sepiring nasi dan segelas air minum". 

Beberapa kelompok masih mencari, namun mereka menjadi lebih percaya diri karena ada kelompok yang telah berhasil mendapat pekerjaan dan mendapat makan siang.

Kembali kepada opini terkait solusi yang ditawarkan oleh beberapa penulis di harian Kompas mengenai calon dokter spesialis yang mengalami kemerosotan motivasi hidup, memang perlu sekali generasi muda-mudi kita untuk diberi suplemen ketrampilan daya hidup atau sering disebut adversity intellegence atau kemampuan seseorang dalam menghadapi dan bertahan terhadap tantangan, hambatan, atau kesulitan hidup (AI google).

Ada baiknya sekolah mulai dari SD hingga SMA memberi ruang untuk mengembangkan ketrampilan daya hidup yang terstruktur dan dikembangkan bertahap di sesuaikan dengan usia peserta didik. Ruang kecerdasan akademis perlu diimbangi dengan ruang kecerdasan daya hidup, jika perlu berimbang guna meningkatkan mental para murid untuk siap membaja dalam segala kondisi yang tidak pasti di kemudian hari.

Perkayalah dengan program-program yang inovatif yang memerdekakan mental para murid agar bebas dari belenggu kebiasaan mereka yang tidak sejalan dengan penguatan daya hidup mereka, dan bagikanlah kepada mereka pemahaman tentang tantangan yang nyata yang hadir di kehidupan mereka di luar sekolah dan rumah sehingga mereka menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas akademis namun juga memiliki mental yang cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun