Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Menuju Masa Depan

23 Maret 2024   04:46 Diperbarui: 27 Maret 2024   13:40 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun mentalitas pembelajar ini adalah hal yang patut diupayakan oleh orangtua dan sekolah guna mempersiapkan generasi penerus yang siap menuju masa depan di abad 21. Orangtua dapat memberikan penguatan mentalitas ini dengan beragam cara salah satunya adalah ajari anak kita untuk disiplin. Jika di usia anak tidak mendapat disiplin maka ia sulit belajar untuk menertibkan diri mereka. Mereka mudah dikalahkan oleh ego sesat mereka.

Penguatan disiplin adalah kunci dari kesuksesan semua negara maju saat ini, mereka sangat mengedepan disiplin dari segala aspek. Mereka memahami bahwa disiplin dapat membentuk warga negaranya menjadi tertib, dan memberi dampak untuk kemudahan dalam pengaturan dan pengendalian individu. Disiplin adalah awal dari pembentukan karakter lainnya seperti ketekunan, kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab.

Untuk itu ajaran utama di rumah dan di sekolah adalah terkait disiplin. Disiplin dapat dilakukan di setiap arena rumah, seperti disiplin meletakan sepatu atau sandal pada tempatnya, menaruh pakaian kotor pada tempatnya, menaruk piring, sendok, gelas kotor pada tempatnya, merapikan tempat tidur, membereskan meja belajar atau tempat bermain,  menyimpan alat bermain pada tempatnya, disiplin lainnya.

Disiplin di sekolah dapat berupa disiplin waktu masuk dan pulang sekolah, disiplin berseragam sekolah, disiplin meletakan tas, buku dan perlengkapan belajar, disiplin dalam menggunakan peralatan dan perlengkapan sekolah, disiplin dalam menggunakan toilet, disiplin dalam mengerjakan tugas, disiplin dalam beraktivitas di dalam kelas, dan lainnya.

Pendidik dan orangtua perlu sekali berperan untuk menegakan disiplin ini dengan tegas dan jelas dalam konsekuensinya agar terbentuk karakter murid atau anak yang kuat dalam pengendalian diri. Pengendalian diri yang terbentuk dapat membantu murid atau anak kita menjadi pribadi yang mudah untuk mengarahkan dirinya ke arah yang lebih baik, dan juga membuat mereka teguh dalam mencapai harapan mereka sehingga mereka tidak terombang-ambing oleh keinginan pribadi yang semaunya.

Orangtua dan sekolah wajjib bekerjasama dalam hal penguatan karakter khususnya disiplin ini. Kerjasama yang baik antar orangtua dan sekolah dapat memberikan percepatan terhadap pembentukan karakter unggul bagi para murid.  Jangan ada pembiaran, apalagi toleransi yang terlalu lebar terhadap setiap ketidakdisiplinan murid. Terkadang pendidik dan orangtua lebih sering mendidik murid atau anaknya dengan rasa kasihan.

"Wah kasihan masih kecil, kok sudah disuruh merapikan tempat tidurnya", pernyataan ini dapat menidurkan mentalitas anak dan membangunkan ego yang manja dan tidak punya daya juang. Rasa kasihan berbeda dengan rasa cinta, mendidik dengan cinta jauh lebih baik daripada dengan kasihan. Cinta dapat membawa orangtua dan pendidik untuk lebih tega dan tegas untuk memberikan penguatan karakter kepada anak didiknya.

Penegakan disiplin dengan cinta dapat memberi kreativitas kepada pendidik dan orangtua dalam mengkreasikan cara pendekatan agar disiplin ditegakan dengan cara humanis, tanpa siksaan atau ancaman, tapi lebih ke konsekuensi logis yang dapat merubah anak agar lebih disiplin.

Ini adalah langkah awal dalam menyiasati pendidikan menuju masa depan, yang patut dikembangkan dan dikuatkan kepada para murid atau anak kita agar mereka mendapat tempat yang baik di masa mereka bertumbuh dan berkembang. Semoga tulisan ini memberi manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun