kelas motivasi kepada murid SD kelas 6 di sebuah SD Swasta di Sleman Yogyakarta yang berjumlah lebih dari 80 murid.Â
Hari Jumat, 26 Januari 2024 penulis mendapat kesempatan untuk memberikanPada perjumpaan ini penulis banyak belajar bersama mereka, yang sering dimasukan ke dalam golongan generasi Z.
Di saat kelas motivasi akan dimulai, para murid masih berbincang-bincang bersama temannya, dan menimbulkan suara ramai yang menunjukkan kelas belum siap untuk mendengarkan.Â
Tiba waktu pembawa acara memberikan waktu kepada penulis untuk memberikan motivasi, penulis masih mendengar suara ramai dari para murid yang masih asyik untuk saling berbincang-bincang.Â
"Teman-teman, Mr. Frengky akan memberikan kalian waktu 2 menit lagi untuk berbicara, silakan lanjutkan bincang-bincangnya, terima kasih".
Di saat penulis memberikan waktu kepada para murid untuk berbincang-bincang, mereka tampak ceria sekali dan terkesan agak terkejut, karena tidak umum pengajar memberikan waktu kepada mereka untuk berbincang-bincang di dalam kelas yang sedang berlangsung.Â
Sesaat 2 menit berlalu, penulis meminta kepada para murid untuk berhenti dahulu dan berbagi waktunya mendengarkan penulis menyampaikan informasi terkait motivasi.Â
"Teman-teman, waktu telah selesai untuk bincang-bincang, saatnya sekarang ijinkan Mr. Frengky yang bicara, dan mohon teman-teman untuk hanya mengaktifkan telinganya. Teman-teman akan mendapat kesempatan lagi untuk bicara atau bertanya dari Mr. Frengky."
Para murid secara otomatis mulai tenang, dan mulai dapat bekerjasama. Penulis memulai kelas dengan menjelaskan aturan ringan dan singkat, "Teman-teman, Mr. Frengky tidak menggunakan microphone atau pengeras suara, agar teman-teman bisa mendengarkan suara Mr. Frengky dalam kondisi sunyi."
Penulis menggunakan suara yang lembut, tidak berteriak dan penulis pun tidak bicara di saat ada suara murid-murid yang mulai berbincang-bincang dengan temannya.
Kelas berlangsung cukup tenang, penulis pun terus menguji para murid untuk membuat kelas menjadi 'pecah' dalam hal ini penulis meminta para murid untuk menggerakan tubuh mereka mulai dari tepuk tangan, hingga melompat bersuara keras untuk menyebut kata-kata motivasi seperti, "Prestasi yes, yes, yes!!!"