Sudahkah sekolah kita memperhatikan kualitas mental para muridnya? Jika sudah seperti apakah sekolah memfasilasinya? Dengan kepadatan menyelesaikan materi mata pelajaran apakah mungkin sekolah memberi fasilitas untuk menumbuhkan mental yang berkualitas para muridnya?
"Mungkin banget, kami melakukannya dalam kegiatan persekolahan dengan 5 hari sekolah", ujar kepala SMP salah satu sekolah swasta di Sleman Yogyakarta.Â
Sebelum implementasi kurikulum merdeka (IKM) diterapkan di sekolah, SMP ini telah memberi ruang kepada para muridnya untuk dapat diberi fasilitas agar dapat meningkatkan kualitas mental mereka.
Kualitas mental ini menjadi bagian penting yang diperlukan dari masa ke masa. Mental murid yang berkualitas tentu dapat mendorong para murid untuk lebih berani menerima tantangan, lebih berani untuk mencoba, menguatkan mereka untuk berani gagal dan sukses serta juga mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi.
Penguatan kualitas mental perlu di siasati khususnya dalam proses pembelajaran. Sekolah perlu menyusun struktur kurikulum tanpa mengurangi jam mata pelajaran pokok, namun menambah waktu setiap Senin pagi minggu ke dua, dan juga Jumat pagi untuk kegiatan penguatan kualitas mental para murid.
Apakah jenis kegiatan yang dimaksud?Â
Sekolah memberikan waktu kepada para wali kelas untuk mendekatkan diri kepada para muridnya di dalam satu kelas secara rutin per dua minggu. Wali kelas menggali para murid dengan mengedepankan nilai-nilai dasar sekolah agar para murid menjadi lebih terbuka, bicara dari hati ke hati serta dapat saling menguatkan antar pertemanan dalam satu kelas.
Wali kelas dapat mengangkat topik yang sedang hangat dibicarakan di kalangan murid, atau juga dapat meminta para murid untuk melakukan refleksi di buku refleksi yang disediakan terkait hal apa saja yang membuat mereka lebih baik dan juga kesalahan apa saja yang telah mereka lakukan agar mereka dapat mendekat kepada diri mereka di dalam kesibukan mereka bersekolah.
Wali kelas memantik para murid untuk bercerita, berdiskusi terkait isu-isu nilai-nilai sikap. Pada sesi pertemuan dengan wali kelas ini, wali kelas tidak memaparkan mata pelajaran tertentu namun hanya fokus untuk membicarakan karakter unggul yang menjadi dasar pijakan sekolah.
Setiap pertemuan tentu wali kelas selalu melakukan pencatatan tentang hal yang disampaikan oleh wali kelas dan juga hal yang disampaikan oleh para murid. Pencatatan ini berfungsi untuk merekam segala kegiatan yang berlangsung dan dapat dijadikan untuk evaluasi untuk pertemuan berikutnya.
"Saya berikan tema-tema yang perlu diangkat di setiap pertemuan bersama wali kelas ini atau perwalian, tema ini didasarkan kepada nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman sekolah kami", tegas Bapak kepala SMP.Â
Setiap tema yang terulang dapat diperdalam pembahasannya sehingga para murid menjadi lebih memahami pedoman nilai yang menjadi sasaran sekolah.
Aturan dalam perwalian ini cukup sederhana, yaitu saling menghargai. Pendapat apapun, cerita apapun, keluhan apapun, segala hal yang disampaikan cukup didengar dan ditanggapi dengan hormat.Â
Antar murid tidak boleh mentertawai, menghina apalagi membalas dengan kasar terhadap hal yang disampaikan. Mereka cukup mendengar dan memberi respon yang pantas.
Kedekatan antar murid dan kedekatan murid dengan wali kelas menjadi buah dari perwalian ini, selain itu para murid menjadi lebih memahami bagaimana membuat mentalnya lebih sejahtera dan lebih berkualitas.
Para murid menjadi lebih kuat dan tentu lebih menyadari makna pertemanan yang sehat dan juga makna pendampingan yang hangat dari guru mereka.
Selain perwalian sekolah ini pun memiliki jurus ampuh dalam meningkatkan kualitas mental muridnya yaitu dengan adanya pembelajaran pengembangan diri yang diampu oleh guru bimbingan dan konseling atau sering disingkat guru BK.Â
Guru BK telah menyusun kurikulum yang mengedepankan penguatan pada pengembangan diri para murid. Murid diajarkan bagaimana cara mengenal konsep diri, cara berinteraksi dengan diri mereka sendiri, cara berinteraksi yang sehat dengan teman, cara mencapai cita-cita atau harapan, cara menghadapi kegagalan, cara menenangkan diri, cara bersikap kepada orangtua dan masih banyak lagi tema yang diajarkan yang disesuaikan kebutuhan murid di jenjangnya.
Guru BK juga melakukan penilaian sikap dan juga pemanggilan untuk penguatan kepada murid yang berprestasi dan yang melakukan pelanggaran sehingga guru BK ini bukan hanya menjadi guru di saat ada pelanggaran saja, namun juga memberikan materi minimal satu minggu satu kali.
Peningkatan kualitas mental para murid juga dapat dilakukan dengan adanya kebebasan yang bertanggung jawab dalam berpakaian khususnya di hari Jumat.Â
Para murid diizinkan untuk menggunakan kaos berkerah dengan warna dan motif sesuai pilihan murid, dengan celana pun bebas warna begitu juga sepatu. Hari Jumat diberikan ruang kepada para murid untuk mengekspresikan diri mereka dalam bentuk berbusana.
Di hari ini pun para murid dapat melakukan kegiatan literasi atau olahraga bersama dengan ceria agar mereka dapat keluar dari rutinitas mereka dalam kegiatan pembelajaran. Ini adalah jurus yang ditempuh untuk menyejahterakan mental murid.
Murid menjadi lebih bahagia, mudah ceria, mudah bercerita, mudah menyapa serta mudah untuk menghadapi tantangan. Sekolah perlu berkreasi agar tidak monoton dan juga tidak hanya fokus menyelesaikan capaian pembelajaran mata pelajaran semata, namun perlu kiranya untuk mulai memberi suasana yang segar yang hangat yang memberi ruang kepada murid untuk dapat menyejahterakan mental mereka.Â
Semoga hasil temuan ini memberi manfaat untuk sekolah-sekolah lainnya, semoga semakin banyak sekolah yang terus meningkatkan kualitas mental para muridnya sehingga dapat berdampak pada kaderisasi generasi penerus bangsa yang cerdas dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H