"Saya berikan tema-tema yang perlu diangkat di setiap pertemuan bersama wali kelas ini atau perwalian, tema ini didasarkan kepada nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman sekolah kami", tegas Bapak kepala SMP.Â
Setiap tema yang terulang dapat diperdalam pembahasannya sehingga para murid menjadi lebih memahami pedoman nilai yang menjadi sasaran sekolah.
Aturan dalam perwalian ini cukup sederhana, yaitu saling menghargai. Pendapat apapun, cerita apapun, keluhan apapun, segala hal yang disampaikan cukup didengar dan ditanggapi dengan hormat.Â
Antar murid tidak boleh mentertawai, menghina apalagi membalas dengan kasar terhadap hal yang disampaikan. Mereka cukup mendengar dan memberi respon yang pantas.
Kedekatan antar murid dan kedekatan murid dengan wali kelas menjadi buah dari perwalian ini, selain itu para murid menjadi lebih memahami bagaimana membuat mentalnya lebih sejahtera dan lebih berkualitas.
Para murid menjadi lebih kuat dan tentu lebih menyadari makna pertemanan yang sehat dan juga makna pendampingan yang hangat dari guru mereka.
Selain perwalian sekolah ini pun memiliki jurus ampuh dalam meningkatkan kualitas mental muridnya yaitu dengan adanya pembelajaran pengembangan diri yang diampu oleh guru bimbingan dan konseling atau sering disingkat guru BK.Â
Guru BK telah menyusun kurikulum yang mengedepankan penguatan pada pengembangan diri para murid. Murid diajarkan bagaimana cara mengenal konsep diri, cara berinteraksi dengan diri mereka sendiri, cara berinteraksi yang sehat dengan teman, cara mencapai cita-cita atau harapan, cara menghadapi kegagalan, cara menenangkan diri, cara bersikap kepada orangtua dan masih banyak lagi tema yang diajarkan yang disesuaikan kebutuhan murid di jenjangnya.
Guru BK juga melakukan penilaian sikap dan juga pemanggilan untuk penguatan kepada murid yang berprestasi dan yang melakukan pelanggaran sehingga guru BK ini bukan hanya menjadi guru di saat ada pelanggaran saja, namun juga memberikan materi minimal satu minggu satu kali.
Peningkatan kualitas mental para murid juga dapat dilakukan dengan adanya kebebasan yang bertanggung jawab dalam berpakaian khususnya di hari Jumat.Â
Para murid diizinkan untuk menggunakan kaos berkerah dengan warna dan motif sesuai pilihan murid, dengan celana pun bebas warna begitu juga sepatu. Hari Jumat diberikan ruang kepada para murid untuk mengekspresikan diri mereka dalam bentuk berbusana.