Peletakan alat peraga pembelajaran pun diatur agar rapi dan tertata serta mudah untuk dijangkau oleh murid dan guru juga memiliki kejelasan dalam informasi terkait alat peraga tersebut seperti diberi warna khusus atau diberi label khusus.
Pembiasaan inilah menjadi salah satu kunci untuk membantu para murid untuk mudah diatur, mereka melakukan pembiasaan ini menjadi kebiasaan yang baik untuk mereka agar mereka memahami keteraturan, tidak asal, tidak berantakan, tidak semaunya.Â
Para murid menjadi memahami secara sikap bukan pengetahuan atau teori namun langsung secara perbuatan pembiasaan dalam memahami arti keteraturan. Anak usia dini memang memerlukan ramuan pembiasaan bukan nasihat saja dalam membentuk pemahaman mereka khususnya terkait dengan sikap, watak, karakter.
Dampak yang dihasilkan dari kegiatan pembiasaan rapi dan tertata ini membuat para murid tampak tenang, mudah diatur, mudah diarahkan, mereka juga tampak ceria, dan terlihat memiliki fokus yang lebih panjang. Mereka menjadi pribadi yang kreatif, pribadi yang aktif dan terarah.
Memulai pembiasaan ini tentu sekolah perlu memberikan tempat untuk meletakan barang-barang murid yang mudah dijangkau murid. Murid perlu diberi stimulasi untuk melakukannya di awal tahun ajaran dalam beberapa pertemuan.Â
Murid diberi contoh bagaimana melakukannya dan kemudian murid mencoba melakukannya sendiri, guru mengawasinya jika ada yang kurang tepat guru mengajak murid memperbaikinya hingga tepat sesuai dengan prinsip rapi dan tertata.Â
Jika murid telah berhasil meletakan barang-barang keperluan sekolahnya dengan rapi dan tertata maka guru dapat memberikan reward kepada murid agar mereka mendapat apresiasi dari pembelajaran yang mereka lalui ini.
Sederhana namun memberi dampak yang luar biasa, inilah salah satu hal yang perlu kita rencanakan dalam membangun pembiasaan murid di sekolah. Sekolah perlu memikirkan cara-cara sederhana membangun pembiasaan dengan mengajak para murid langsung mempraktikannya tanpa perlu poster-poster motivasi, tanpa perlu waktu yang lama dalam bentuk seminar, kuliah atau nasihat-nasihat, cukup dengan memberi contoh dalam bentuk simulasi dengan urutan yang konsisten.Â
Misal datang ke sekolah, murid langsung meletakan tas di rak yang disediakan, lalu mengambil botol minum yang ada di dalam tas, letakan botol minum di meja yang telah disediakan.Â
Urutan ini perlu konsisten antar guru agar terjadi kesamaan dalam pembiasaan dan murid dapat melakukan pembiasaan ini tanpa kebingungan di saat berganti guru atau berganti kelas.
Semoga berbagi hasil pengamatan ini memberi manfaat kepada para pembaca khususnya dalam membentuk pembiasaan para murid untuk menjadi murid yang mudah diatur atau diarahkan menuju ke kualitas karakter yang unggul.