Sebagian besar guru sangatlah senang jika muridnya mudah diatur. Banyak cara yang dilakukan guru untuk mengatur murid mulai dari cara sederhana hingga cara yang kompleks.Â
Di antara banyak pilihan cara, ada salah satu cara yang telah penulis lihat dan saksikan serta memiliki daya yang kuat untuk membuat murid menjadi mudah diatur di saat penulis melakukan observasi di salah satu KB-TK swasta di Yogyakarta.
Sebelum penulis menjelaskan teknik untuk memudahkan murid untuk diatur, perlu kiranya pembaca memahami bahwa pembiasaan adalah bagian terpenting dalam membentuk karakter murid atau anak. Jika pembiasaan dilakukan dengan tepat dan benar, maka karakter murid tentu terbentuk dengan tepat dan benar pula.
Untuk itu segala macam kegiatan yang dilakukan di sekolah jika kita melihatnya dan merasakannya secara nyata memberi manfaat untuk membentuk karakter murid yang berkualitas maka kegiatan itu perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi sebuah pembiasaan.
Pembisaan menjadi kata kunci yang melekat pada proses pembentukan karakter, dan pembiasaan dapat menjadi kebiasaan perlu proses yang tidak sebentar. Pembiasaan perlu dilakukan setiap hari hingga minimal selama 1 semester maka pembiasaan ini menjadi sebuah kebiasaan dan akhirnya menjadi sebuah karakter.
Berdasarkan hasil pengamatan dari penulis, hal yang dilakukan KB-TK ini guna membuat para muridnya mudah untuk diatur adalah pembiasaan meletakan sepatu, tas, botol minum, alat tulis, alat peraga, serta segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran di tempat yang disediakan.
Para murid dilatih untuk meletakan tas mereka di rak yang disediakan yang disesuaikan dengan nama mereka, selanjutnya mereka tidak hanya menaruh tas di rak saja namun ada standar peletakannya yaitu harus rapi dan tertata dengan baik, sehingga para murid terbiasa untuk melakukan sesuatu dengan tepat dan benar dalam hal ini rapi dan tertata baik sesuai dengan arahan dari para guru.
Begitu pula sepatu, para murid tidak berebut meletakan sepatu di rak sepatu, mereka bergantian dan meletakannya di tempat yang tersedia. Tempat peletakan sepatu ini pun telah tersedia sesuai dengan jumlah sepatu yang ada. Para murid pun meletakannya dengan rapi dan tertata, antara bagian sepatu yang kiri dan kanan semua tertata dengan baik.
Di unit ini, juga para murid dibiasakan untuk membawa botol minum agar mereka terbiasa menggunakan botol yang dipakai berulang kali dan bebas dari penggunaan botol minum plastik yang sekali pakai.Â
Mereka tidak membawa botol minumnya ke dalam kelas, namun diberikan tempat khusus di luar kelas guna melatih murid untuk meletakan botol minumnya dengan rapi dan tertata baik. Hal ini juga membiasakan murid untuk fokus pembelajaran dan jika membutuhkan untuk minum mereka belajar untuk berkata permisi atau ijin untuk minum.
Peletakan alat peraga pembelajaran pun diatur agar rapi dan tertata serta mudah untuk dijangkau oleh murid dan guru juga memiliki kejelasan dalam informasi terkait alat peraga tersebut seperti diberi warna khusus atau diberi label khusus.
Pembiasaan inilah menjadi salah satu kunci untuk membantu para murid untuk mudah diatur, mereka melakukan pembiasaan ini menjadi kebiasaan yang baik untuk mereka agar mereka memahami keteraturan, tidak asal, tidak berantakan, tidak semaunya.Â
Para murid menjadi memahami secara sikap bukan pengetahuan atau teori namun langsung secara perbuatan pembiasaan dalam memahami arti keteraturan. Anak usia dini memang memerlukan ramuan pembiasaan bukan nasihat saja dalam membentuk pemahaman mereka khususnya terkait dengan sikap, watak, karakter.
Dampak yang dihasilkan dari kegiatan pembiasaan rapi dan tertata ini membuat para murid tampak tenang, mudah diatur, mudah diarahkan, mereka juga tampak ceria, dan terlihat memiliki fokus yang lebih panjang. Mereka menjadi pribadi yang kreatif, pribadi yang aktif dan terarah.
Memulai pembiasaan ini tentu sekolah perlu memberikan tempat untuk meletakan barang-barang murid yang mudah dijangkau murid. Murid perlu diberi stimulasi untuk melakukannya di awal tahun ajaran dalam beberapa pertemuan.Â
Murid diberi contoh bagaimana melakukannya dan kemudian murid mencoba melakukannya sendiri, guru mengawasinya jika ada yang kurang tepat guru mengajak murid memperbaikinya hingga tepat sesuai dengan prinsip rapi dan tertata.Â
Jika murid telah berhasil meletakan barang-barang keperluan sekolahnya dengan rapi dan tertata maka guru dapat memberikan reward kepada murid agar mereka mendapat apresiasi dari pembelajaran yang mereka lalui ini.
Sederhana namun memberi dampak yang luar biasa, inilah salah satu hal yang perlu kita rencanakan dalam membangun pembiasaan murid di sekolah. Sekolah perlu memikirkan cara-cara sederhana membangun pembiasaan dengan mengajak para murid langsung mempraktikannya tanpa perlu poster-poster motivasi, tanpa perlu waktu yang lama dalam bentuk seminar, kuliah atau nasihat-nasihat, cukup dengan memberi contoh dalam bentuk simulasi dengan urutan yang konsisten.Â
Misal datang ke sekolah, murid langsung meletakan tas di rak yang disediakan, lalu mengambil botol minum yang ada di dalam tas, letakan botol minum di meja yang telah disediakan.Â
Urutan ini perlu konsisten antar guru agar terjadi kesamaan dalam pembiasaan dan murid dapat melakukan pembiasaan ini tanpa kebingungan di saat berganti guru atau berganti kelas.
Semoga berbagi hasil pengamatan ini memberi manfaat kepada para pembaca khususnya dalam membentuk pembiasaan para murid untuk menjadi murid yang mudah diatur atau diarahkan menuju ke kualitas karakter yang unggul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H