"Ayo Andi, kamu yang lebih tua ngalah toh sama adek mu!"Â
Hayo... pernahkah pembaca mendengar pernyataan ini secara langsung? Hal yang biasa kita ungkapkan sebagai orangtua kepada anak pertama atau atau yang lebih tua.Â
Kita berharap anak yang lebih tua untuk selalu mengalah dengan anak lebih kecil dan juga harapan orangtua selalu ingin anak yang lebih tua dapat merawat anak yang lebih muda.
Ajakan orangtua atau mungkin lebih tepatnya perintah orangtua agar anak yang lebih tua mengalah menurut penulis kurang tepat. Mengapa?Â
Perhatikanlah bahwa ajakan untuk mengalah ini bukan sebuah solusi dalam kehidupan ke depan ketika ada konflik di antara anak kita dengan orang lain. Anak kita perlu memahami arti ketegasan dalam kepemimpinan atau leadership.
Konflik apapun yang terjadi dalam kehidupan kita jawabannya bukan dengan mengalah namun lebih tepatnya dengan cara memahami situasi yang terjadi. Apakah layak mengalah atau cukup diam atau diberi arahan. Beragam kemungkinan solusi perlu hadir dan dibiasakan sejak anak-anak kita berkonflik.
Misalnya dalam situasi makan katakanlah ada satu hidangan lauk waktu itu, ayam goreng krispi yang nikmat. Bagian ayam favorit kakak adalah paha dan adek pun ingin seperti kakak yaitu paha ayam goreng.Â
Namun waktu itu paha ayam goreng ini hanya ada satu potong sehingga terjadi perebutan paha ayam goreng antara kakak dan adek.
Jika orangtua tidak ingin anaknya belajar kepemimpinan maka orangtua dengan mudah membuat atau membeli paha ayam goreng yang kedua. Namun jika orangtua ingin membuat anak yang lebih tuanya mengalah, maka orangtua cukup berkata seperti kalimat awal dalam tulisan ini, "Ayo kak ngalah ya sama adeknya!"
Opsi lainnya adalah orangtua dapat mendidik kepemimpinan kedua anaknya dengan mengajak anak-anaknya mencari solusi, "Hayo, paha ayam goreng ini hanya ada 1 potong, dan kalian ingin menikmatinya. Menurut kalian bagaimana caranya agar 1 potong paha ayam goreng ini agar kalian dapatkan, tanpa perlu membeli atau membuatnya lagi?"