Selanjutnya selain berupaya memahami sang istri, suami perlu juga dapat berbuat yang dapat menghadirkan rindu sang istri. Beberapa perbuatan itu di antaranya ikut merawat anak, memandikannya, mengajak anak bermain, mengajar anak, memberi anak makan, mengajak anak bercanda agar anak tertawa gembira, memberikan hadiah untuk anak dan lainnya. Membuat masakan untuk istri dan anak di kala tertentu.
Membersihkan rumah mulai dari menyapu dan mengepel. Memperbaiki bagian rumah yang rusak yang dapat dilakukan sendiri atau memanggil seorang yang ahli untuk segera memperbaikinya.
Menemani istri belanja kebutuhannya, cukup berada dekat dengannya tidak perlu harus mengomentari apa yang ia belanjakan, hanya bersamanya saja masuk toko a ke toko b lalu ke toko c. Untuk melakukan hal ini para suami perlu pemanasan yang cukup di area pergelangan kaki agar kita dapat bertahan cukup lama dalam menemani istri belanja. Tetapi ada cara jitu yang dapat memberikan kekuatan otot kita ketika menemani istri belanja adalah dengan memunculkan rasa gembira yaitu dapat bertemu dengan perempuan lain di toko-toko yang dikunjungi para perempuan ini (sekedar candaan). Ini amunisi hebat sehingga kita tidak merasa terlalu capai karena ada keindahan alam yang dapat kita temui di sana.
Berdialog secara rutin bersama sang istri pun menjadi hal yang baik untuk meningkatkan rasa sayang istri ke suaminya. Melalui dialog kita dapat merasa sejajar dengan istri kita, dan istri kita pun merasakan bahwa ia dianggap penting dalam rumah tangga yang dibina. Hentikan kata-kata perintah seperti,"Pokonya, harus begini". Kata-kata ini mengundang persepsi negatif dan merusak hubungan yang harmonis antar suami dan istri.
Terkadang suami pun perlu mengajak dialog dengan materi dialog yang agak tabu atau bahkan tabu sekalian agar memecah tembok pembatas hubungan antar suami dan istri. Seringkali ada suami yang terlalu formal sehingga layaknya hubungan dosen dengan mahasiswinya. Isi dialognya adalah nasehat dan nasehat saja, seraya paling hebat atau paling dituakan.
Dialog yang tabu seperti tentang hubungan intim dan lainnya mampu memberikan suasana yang intim antara suami dan istri, sehingga memang pantas didialogkan bersama antar suami dan istri. Dialog ini untuk penyegaran suasana dan sekali lagi dapat berfungsi memecahkan kekakuan hubungan yang terlalu formal.
Semoga tips singkat ini dapat memberi inspirasi bagi para suami yang ingin disayangi istrinya. Jika ada hal yang kurang pantas mohon tidak dilakukan dan penulis minta maaf, namun apa yang penulis tuliskan ini adalah pengalaman penulis sendiri bagaimana penulis berpikir, berucap dan berbuat terhadap istri penulis yang menyayangi penulis hingga hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H