Kegiatan sekolah yang padat telah banyak menyita waktu sang murid untuk bersyukur atas kehadiran orangtua mereka. Mereka lebih mudah untuk mengerutu daripada berterima kasih atas segala hal yang mereka terima selama ini.
Suatu ketika penulis dan tim mengadakan kegiatan bermalam di sekolah bersama para murid. Setelah para murid makan malam, tibalah acara renungan terhadap kehadiran mama dan papa, orangtua para murid.
Penulis membawa renungan itu dengan mendeklamasikan kalimat-kalimat renungan terhadap jasa-jasa baik yang telah mama dan papa lakukan selama ini. Dimulai dari kehamilan hingga kelahiran serta kehidupan hari ini.
Para murid diajak dalam kondisi mata ditutup dan lampu dimatikan serta dengan iringan instrumen musik sendu, kalimat-kalimat renungan mulai mengisi pikiran para murid yang pada akhirnya mereka pun mulai mengingat kembali cerita mereka, kenangan mereka bersama orangtua mereka.
Di saat penulis menyampaikan renungan bahwa kita pernah dan sering sekali membantah bahkan melawan orangtua kita baik dengan ucapan kasar atau malah mungkin dengan tindakan fisik yang tidak pantas, kita mungkin lupa bahwa orangtua kita yang baik ini pun tersakiti akibat ulah kita. Beberapa murid mulai mengeluarkan tangisannya.
Ada juga murid yang telah kehilangan mama atau papanya pun menangis yang sangat dalam hingga terbatuk-batuk bahkan hingga lemas. Pikiran mereka kembali mengenang betapa mama dan papanya sangat berarti bagi mereka. Mereka merasa bersalah atas perbuatan salah yang pernah mereka lakukan yang lampau hingga hari ini.
Momen seperti ini sangat penting untuk mendekatkan para murid dengan sosok orangtua mereka. Selama kegiatan pembelajaran reguler, kurikulum tidaklah sempat untuk mengurusi perihal kedekatan murid dengan orangtuanya.Â
Untuk itu, perlu kiranya sekolah untuk mengadakan kegiatan diluar jam sekolah guna menumbuhkan nilai-nilai luhur para murid yang penting untuk mereka kembangkan dan praktekan di kemudian hari.
Penulis membawakan renungan tidak lebih dari 15 menit, penulis merangkai renungan dengan urutan dimulai dari mereka hari ini, lalu menuju mereka waktu di kandungan kemudian kembali ke mereka hari ini serta ditutup dengan hal apa yang mereka perlu lakukan ke depan dan diberi kekuatan sugesti berupa kata-kata yang mendorong mereka untuk bangkit kembali, untuk lebih berani, lebih tegar, lebih percaya diri agar dapat membanggakan dirinya dan orangtua mereka.