Setelah akhir mid semester, pada sebuah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di mana setiap kelas wajib membuat tampilan sebuah drama yang ditampilkan di hadapan para peserta didik SMP dan SMA serta orangtua peserta didik.Â
Adi mendapat bagian berperan dalam suatu drama yang disusun bersama dengan teman sekelasnya. Adi dapat berperan dengan baik, mengeluarkan suaranya dan dapat memberikan ekspresi yang cukup sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Kami sontak terharu dan bangga melihat upaya Adi untuk dapat bangkit kembali dan dapat kembali berekspresi dengan baik serta berani untuk melantangkan suaranya kembali.Â
Bahkan suatu saat Adi pun ketika sekolah menyelenggarakan kegiatan kompetisi bakat antar kelas, Adi ikut bernyanyi bersama teman-teman sekelasnya. Ini sebuah loncatan yang sangat membanggakan bagi kami dan keluarga Adi.
Cerita seorang Adi adalah sebuah kisah di balik sampul pendidikan nasional yang mungkin kurang mendapat perhatian yang dalam di beberapa sekolah.Â
Sekolah umumnya hanya memusatkan perhatikan kepada peserta didik berbakat istimewa, namun mengabaikan peserta didik yang terdiam karena perundungan. Mungkin sekolah telah melakukan pendekatan, namun pendekatan ini kadang tidak tuntas hingga ke akarnya.Â
Pelaku perundungan mendapat angin surga dan terus melakukan perundungan dan korban perundung terpaksa diam, jika korban beruntung mereka dapat pindah ke sekolah lain yang memberi perhatian dan pendekatan yang tuntas untuk membantu korban perundungan.
Di sekolah yang kami bina, perundungan pun tidak terelakan, namun intensitasnya dapat kami ukur. Perundungan sekecil apapun terjadi tentu segera kami tuntaskan dalam dua sisi yaitu sisi korban dan sisi pelaku.Â
Tema pencegahan perundungan yang umumnya menjadi fokus utama beberapa sekolah, kami alihkan dengan kalimat positif yaitu persahabatan yang solid.Â
Untuk dapat melakukan penguatan persahabatan yang solid inilah sekolah mengadakan kegiatan penguatan penyadaran diri dalam waktu 3 hari 2 malam di suatu tempat yang cukup jauh dari sekolah dan rumah.
Dalam kegiatan ini para peserta didik berpuasa menggunakan perlengkapan elektronik apapun termasuk gawai mereka. Mereka diminta untuk fokus bersama teman-teman mereka.Â