Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Strategi Sekolah Membangun Sekolah Ramah Anak Berdasarkan Pengalaman Penulis

1 Mei 2023   05:49 Diperbarui: 1 Mei 2023   22:05 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah yang penulis sebut sebagai poin keadilan untuk semua murid sesuai dengan kelebihan dan keterbatasan mereka. Murid itu wajib berkembang dari posisi manapun mereka berada, sekolah wajib memfasilitasinya.

Sejak sistem poin dilaksanakan, sekolah menjadi fokus untuk pengembangan murid. Namun sebelum sistem poin dilaksanakan, sekolah cenderung fokus ke murid bermasalah saja, dan ini tidak adil untuk murid lainnya. 

Penulis melihat dengan jelas waktu itu, para murid berlomba untuk mengumpulkan poin mereka, mereka tanpa ragu mengangkat tangan ketika pembentukan panitia acara tertentu, mereka lebih proaktif, serta juga lebih antusias dalam menjalankan kegiatan persekolahan. 

Namun demikian tetap saja ada kritik dari beberapa orangtua murid yang mengatakan, "Pak Frengky, dengan sistem ini apakah nanti anak kami malah menjadi hitungan untuk berbuat baik?"

Penulis menjawab, "Pasti, hidup ini perlu dihitung dan dipertimbangkan segala sisi konsekuensi dan atau dampaknya, namun tenang saja ketika pola ini terbentuk dalam sinapsis otak anak, mereka akan terbiasa untuk berbuat baik untuk diri mereka". Demikianlah dalam melaksanakan program baru di sekolah itu tentu ada saja yang mengkritik dan ada saja yang mendukung, yang terpenting adalah pimpinan tahu tujuan utama  dari program ini dan dampak baiknya untuk murid dan sekolah serta orangtua murid.

Selanjutnya penulis juga membudayakan untuk bersama murid ketika istirahat, makan siang bersama, bermain bersama (dalam hal ini bermain di lingkungan sekolah), serta juga berdialog bersama murid di luar ruang kelas secara informal dalam membangun kehangatan interaksi antara murid dan pendidik. 

Budaya ini dapat membangun kepercayaan murid kepada guru mereka, serta mengecilkan peluang pertengkaran atau konflik antar murid. Mereka akan lebih fokus untuk mengembangkan hal-hal positif daripada hal negatif.

Setelah murid-murid mendapatkan kenyamanan dalam kegiatan persekolahan, PR berikutnya adalah mendapatkan kepercayaan dari orangtua murid. 

Orangtua murid ini memiliki tipe yang sangat beragam, ada orangtua murid yang tipenya selalu mendukung kebijakan sekolah, ada yang hanya ikut saja, ada yang tidak tahu apa-apa, ada yang bertugas seperti kritikus, ada yang berperan sebagai pemantik kekeruhan, ada yang bertugas memadamkan api keributan, ada yang berperan sebagai penggosip dan lain sebagainya. 

Peran-peran ini pasti hadir yang menjadi warna-warni persekolahan. Untuk membuat warna-warni ini harmonis, maka kepala sekolah wajib melibatkan orangtua murid dalam sebagian kegiatan persekolahan.

Pertemuan rutin dengan orangtua murid secara klasikal dapat dilakukan minimal 4 kali dalam setahun ajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun