Tegas itu bukan keras, tegas itu ajak anak kita ke arah yang terus meningkat bukan menurun, jadi ketika Andi sudah waktunya makan nasi utuh, maka kita perlu cari cara agar hal itu terjadi, dan bukan mengalah karena Andi muntah untuk pertama kali makan nasi utuh.Â
Sebagian anak terbentuk karena ulah orangtua yang kurang kreatif mengarahkan anaknya untuk meningkat dalam capaian yang disesuaikan dengan tugas perkembangan anak.
Penulis juga sampaikan bahwa mengubah anak itu bukan seketika kita bisa ubah mereka, "Lihat yang saya lakukan selama kurang lebih 30 menit yang lalu, saya menerima dulu dunia Andi dengan segala kesukaannya, namun saya tidak terbenam dalam dunia Andi, namun saya tetap ingat tugas saya untuk mengajak Andi bisa makan nasi utuh, sehingga saya perlu waspada kapan waktu yang tepat untuk memberi sugesti ke Andi agar ia menerima sugesti untuk makan nasi utuh".Â
Penulis juga menegaskan kepada orangtua Andi, bahwa pendekatan ke anak dak perlu lama, asalkan kita memahami teknik komunikasi ini maka kita dapat menancapkan sugesti baik agar anak kita bisa meningkat dalam perkembangannya.
Akhir sesi bersama orangtua Andi, penulis minta untuk terus menguatkan sugesti ke Andi, dengan mengatakan, "Setiap hari Andi dapat makan nasi utuh, Andi dapat makan nasi utuh, nyam, nyam, nyam".Â
Penulis juga mengharap orangtua dapat percaya diri, kalau mereka dapat melakukannya sendiri tanpa kehadiran penulis sebagai hipnoterapisnya, penulis juga meminta agar orangtua memberi kabar ke penulis tentang perkembangan Andi terkait makan nasi utuh.
Syukurlah, Andi sudah makan nasi utuh dengan pendampingan dari orangtua Andi sendiri, penulis ikut bahagia dapat membantu orangtua Andi dan Andi untuk dapat meningkatkan perkembangannya dengan berupaya makan nasi utuh di usia yang selayaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H