Mohon tunggu...
Arya Santoso
Arya Santoso Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Jember

Saya adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember Semester 4.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Lembaga International Monetary Fund dalam Krisis Moneter 1998 di Korea Selatan

27 Maret 2024   22:44 Diperbarui: 27 Maret 2024   22:49 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis moneter menjadi situasi ekonomi yang cukup mencekam pada tahun 1998. Krisis moenter sendiri merupakan situasi dimana negara tiba-tiba mengalami perubahan atau penurunan nilai mata uang secara signifikan yang kemudian menyebabkan ketidakstabilan ekonomi suatu negara. Krisis moneter ini akan mempengaruhi banyak sektor di dalamnya seperti politik suatu negara, sentiment investor, dan spekulasi pasar. Krisis ekonomi ini dimuli sekitar tahun 1997 akibat dari runtuhnya nilai tukar mata uang baht Thailand. Thailand tidak bisa mempertahankan penetapan nilai tukar terhadap dolar AS, hal ini yang kemudian menyebabkan devaluasi yang signifikan. Devaluasi yang ada kemudian menyebar ke negara-negara lainnya terutama Asia Timur seperti Jepang karena peningkatan rasio utang terhadap PDB. Pengaruh kepada ketidakstabilan ekonomi juga merambah ke negara-negara lain seperti yang terjadi di Korea Selatan, yang kemudian akan menjadi fokus bahasan artikel ini berkaitan dengan peran Lembaga International Monetary Fund (IMF) di dalamnya.

Korea Selatan dengan pertumbuhan perekonomian pesat sejak tahun 1960-an tidak bisa luput dari adanya pengaruh krisis moneter 1998. Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi yang kurang baik dengannya. Pada tahun 1997, konglomerat industri Korea mengalami kebangkrutan masal. Rendahnya kepercayaan investor yang disebabkan ambruknya perekonomian negara-negara tetangga dan krisis moneter yang ada telah sangat berpengaruh pada perekonomian Korea Selatan. Bank asing beserta investor asing menarik diri dari Korea Selatan yang sebelumnya sebagai bbagian penting bagi lembaga-lembaga keuangan yang ada. Sehingga pada tahun 1997 akhir cadangan devisa Korea Selatan menipis. Hal ini yang kemudian mengakibatkan terkontraksinya perekonomian negara pada tahun 1998 dengan pertumbuhan negatif sebesar 6,7%. Hal ini merupakann pertumbuhan ekonomi terburuk dalam sejarah modern Korea Selatan.

IMF mempunyai peran yang sangat penting dalam penanganan krisis moneter yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1998. IMF memberikan campur tangannya dalam memberikan kombinasi bantuan keuangan, panduan kebijakan, serta pengawasan terhadap jalannya reformasi ekonomi akibat krisis moneter yang ada.

Bantuan dana untuk penanganan krisis ekonomi Korea Selatan

Loan Facility

Loan facility atau fasilitas pinjaman ini diberikan oleh IMF kepada Korea Selatan dalam rangka memberikan dukungan keuangan segera. IMF memberikan bantuan keuangan atau fasilitas pinjaman ini sebesar 60 milliar dollar. Pinjaman ini menjadi pinjaman terbesar yang pernah diberikan oleh IMF.

Bailout Package

Bailout package atau dana talangan ini merupakan bantuan yang diverikan dengan tujuan untuk mencegah konsekuensi adanya keruntuhan ekonomi. Dana talangan ini diberikan dengan adanya persyaratan tertentu. Syarat yang diberikan oleh IMF  kepada Korea Selatan adalah dengan kewajiban untuk melakukan reformasi ekonomi.

Reformasi ekonomi menjadi kunci penting dalam penanganan krisis ekonomi yang ada di Korea Selatan. Dalam berjalannya reformasi ekonomi ini, IMF sendiri melakukan pengawasan dan pemantauan langsung. Pemantauan dan pengawasan ini sangat penting dalam rangka memastikan Korea Selatan mengatasi penyebab krisi yang ada dengan terarah. Hal ini meliputi seperti pelacakan indikator ekonomi seperti nilai tukar, tingkat inflasi, serta kebijakan fiskal dan moneter. Adanya pengawasan dan pemantauan ini juga sebagai bentuk mengatur penyesuaian bantuan yang didasarkan pada kemajuan ekonomi setelahnya.

Berkaitan dengan kebijakan fiskal, IMF akan memberiakn panduan-panduan terkait bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Hal ini tentunya agar kebijakan fiscal yang ada dapat mencapai tujuan ekonomi yaitu mengatasi krisis yang ada. Rekomendasi panduan kebijakan tersebut adalah seperti reformasi pajak, pengelolaan utang public, dan pemotongan belanja negara. Sementara itu, terkait kebijakanmoneter, IMF memberikan panduan mengenau bagaimana mengelola suku bunga dan nilai tukar yang efektif. Tentunya hal ini adalah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan menstabilkan perekonomian yang sempat goyah akibat krisis. Di samping itu, IMF juga mebantu Korea Selatan dalam identifikasi serta implementasi reformasi structural agar mendorong pertumbuhan ekonomi serta daya saing. Hal ini dilakukan seperti dengan reformasi sektor keuangan dan pengatur ulangan peraturan untuk mendorong persaingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun