Mohon tunggu...
Arya Santoso
Arya Santoso Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Jember

Saya adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember Semester 4.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Ekonomi Politik Internasional dalam Rangka Pemahaman terhadap Dinamika dalam Hubungan Internasional

1 Maret 2024   10:37 Diperbarui: 1 Maret 2024   11:00 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: 5pillarsuk.com

Faktor lainnya

Faktor lainnya adalah seperti; tingkat demokrasi, Tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, Tingkat korupsi, faktor geopolitik, dan hubungan internasional.

Urgensi Ekonomi Politik Internasional dalam Kerangka Hubungan Internasional

Urgensi dari adanya ekonomi politik internasional dalam kerangka hubungan internasional terlihat dari semakin kompleksnya dinamika internasional yang terjadi. Dinamika internasional seperti krisis yang terus berulang menjadikan studi mengenai ekonomi politik internasional ini menjadi sangat penting guna mengatasi tantangan yang ada dengan pendekatan yang lebih dari satu disiplin ilmu (multidisiplin). Tantangan yang ada ini adalah sebagai contoh mengenai pertarungan politik antara yang kuat dengan yang lemah dari struktur ekonomi global.

Studi Kasus

Boycott Divestment Sanctions Movement atau kedepannya disebut Gerakan Boikot Divestasi Sanksi (BDS), adalah gerakan sosial yang erat kaitannya dengan Konflik Palestina-Israel. Gerakan BDS ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan internasional dalam penyelesaian Konflik Palestina-Israel. Gerakan ini menjadi bentuk upaya masyarakat internasional dalam melakukan penekanan tanpa kekerasan terhadap tindakan yang dilakukan Israel. Gerakan yang ada berfokus pada pengaruh ekonomi serta politik dengan target tindakan yang sesuai dengan nama gerakannya yaitu boikot, divestasi, dan sanksi. Hal tersebut yang akan menjadi fokus bahasan dalam artikel ini ditinjau melalui perspektif Ekonomi Politik Internasional.

Sumber Gambar: 5pillarsuk.com
Sumber Gambar: 5pillarsuk.com

Gerakan BDS muncul pertama kali pada tahun 2005 yang diprakarsai oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil Palestina dan turut andil di dalamnya adalah aktivis-aktivis dunia. Seperti telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, gerakan ini fokus pada tindakan boikot, divestasi, dan sanksi pada produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Tindakan yang ada dilakukan secara sadar, tanpa berniat untuk melakukan rasisme terhadap suatu entitas tertentu. Dikutip melalui laman resmi Gerakan BDS Indonesia, bahwa tindakan yang dilakukan tehadap produk-produk yang ada, dilakukan dengan pertimbangan ekonomi serta politik melalui berbagai riset terlebih dahulu.

Analisis dampak pada ekonomi dari Gerakan BDS

Apabila dilihat dari basis sektor perekonomian Israel, gerakan ini menjadi sangat penting sekaligus berpengaruh. Hal ini sesuai dikutip dalam laman Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), bahwa perkonomian Israel begitu bergantung pada sektor perdagangan dan investasi. Dilihat dari besarnya Produk Domestik Bruto, lebih dari seperempat aktivitas perekonomiannya bergantung pada perdagangan luar negeri dalam hal ini adalah ekspor. Oleh karena itu, berbagai tindakan yang ada telah terbukti memberikan pengaruh terlebih pada bidang ekonomi serta politik.

Boikot ekonomi dilakukan dengan menyasar berbagai perusahaan yang mendukung adanya kekerasan yang terjadi di Palestina. Perusahaan-perusaahaan yang ada secara langsung maupun tidak langsung berarti mendukung adanya pendirian permukiman ilegal di Palestina. Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum internasional yang ada. Gerakan yang ada juga secara lantang menyuarakan kepada perusahaan-perusahaan yang bersinggungan  untuk melakukan divestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun