Traveling sekarang bukanlah menjadi hobi di kalangan muda maupun tua, namun sebagai sarana untuk memulihkan diri dari kehidupan yang ia jalani sekarang, dari gemerlapnya kota hingga tekanan yang dialami di dalam hidupnya. Tempat yang dituju antara lain luar maupun dalam negeri. Tempat  yang namanya sudah terdengar sampai luar negeri namun di dalam negeri kurang diketahui.
Dikutip dari Kompas.com berdasarkan data yang disampaikan Kepala Balai TNTP, Helmi, Rabu (10/1/2018) petang, kunjungan ke TNTP sepanjang 2017 tercatat sebanyak 24.693 wisatawan. Itu terdiri 14.933 wisatawan mancanegara (wisman), dan 9.760 wisatawan nusantara (wisnus). Â
Jumlah kunjungan tertinggi sebelumnya terjadi pada 2014, dengan 16.689 wisatawan. Saat itu, sebanyak 10.986 wisman dan 5.703 wisnus menyambangi habitat asli orangutan terbesar di dunia itu. Ini membuktikan bahwa peminat lebih banyak berasal dari luar negeri.
Wisata Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Terkenal dengan primata orang utannya ini memang menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak didatangi oleh wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.Â
Di sini, kita bisa mengunjungi berbagai camp konservasi dan menyaksikan langsung bagaimana orang utan ini melakukan kesehariannya, terutama saat feeding time atau waktu pemberian makan oleh ranger. Untuk mengenal lebih mengenai Taman Nasional Tanjung Puting kita harus tau mengenai sejarahnya terlebih dulu.
Dikutip dari RimbaKita.com sejarah mengenai Taman Nasional Tanjung Puting merupakan kawasan Suaka Margasatwa Sampit seluas 205.000 ha yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui beslit Gubernur Jenderal No. 39 pada tanggal 18 Agustus 1937.
Kemudian pada tahun 1941, kawasan ini terdaftar menjadi Suaka Alam Sampit seluas 205.000 ha dan Suaka Alam Kotawaringin seluas 100.000 ha. Sejak dulu, tujuan pembentukan Suaka alam ini dibuat untuk perlindungan orang utan dan bekantan.
Setelah Indonesia merdeka, Suaka Margasatwa Sampit kemudian berubah menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting pada tahun 70-an. Luasnya juga berubah menjadi 270.040 ha berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 43/Kpts/DJ/I/1978 tanggal 8 April 1978.
Masih pada sekitar tahun 70-an, Suaka Margasatwa Tanjung Puting dimasukkan ke dalam daftar Cagar Biosfer di Indonesia oleh UNESCO. Pada tanggal 13 November 1978 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 698/Kpts/Um/II/1978, suaka margasatwa ini diperluas mencakup area hutan di antara Sungai Serimbang dan Sungai Segintung sehingga keseluruhan luasnya menjadi 300.040 ha.
Suaka Margasatwa Tanjung Puting kemudian dicalonkan sebagai taman nasional melalui SK Menteri Pertanian RI No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982.
Kemudian ditetapkan sebagai taman nasional seluas 415.040 ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996 tentang Perubahan fungsi dan penunjukan kawasan hutan yang terletak di kabupaten Daerah Tk. II Kotawaringin Barat dan kabupaten Daerah Tk. II Kotawaringin Timur, Provinsi Daerah Tk. I Kalimantan Tengah. Karena telah berubah menjadi taman nasional, tentu fungsi kawasan juga berubah.
Luas keseluruhan TN Tanjung Puting merupakan hasil penambahan antara Suaka Margasatwa Tanjung Puting 300.040 ha, kawasan hutan produksi bekas konsesi PT Hesubazah seluas 90.000 ha, dan kawasan perairan di sekitarnya seluas 25.000 ha.
Setelah mengetahui sejarah yang dimiliki oleh Taman Nasional Tanjung Puting, bagaimana pengalaman pribadi saya mengenai akses menuju kesana, terbilang cukup mudah dan biaya yang diperlukan juga tidak terlalu mahal. Dan untuk menuju tempat dimana adanya Orang Utan pun, disarankan untuk menyiapkan diri dengan menyiapkan fisik serta mental untuk menjelajahi tempat yang dituju.
Disarankan untuk trip ini berkelompok atau bila terpaksa sendiri baiknya untuk akses di dalam trip kelompok yang beredar di internet, hal yang disiapkan juga tidak terlalu banyak, baiknya seminimal mungkin dan mencari terlebih dulu hal-hal yang berhubungan dengan trip melalui internet.
Kegiatan dan destinasi wisata lebih ke berfoto dan mengamati nyamannya alam, serta indahnya ciptaan pencipta bagaimana indahnya tempat tersebut. Mengenal sejarah, menikmati Sungai Sekonyer , menanam pohon, mengenal konservasi orangutan dan camping.
Berdasarkan pengalaman pribadi saya menemukan bagaimana besarnya orangutan dan ramahnya orang utan terhadap manusia, tapi perlu diingat tetap jaga jarak walaupun terbilang jinak masih ada sifat alam liarnya. Menemukan pengalaman menyusuri sungai yang mana dimalam hari dapat bertemu dengan kunang-kunang dan disiang hari bertemu dengan bakantan.
Sudah sewajarnya, Taman Nasional Tanjung Puting menjadi salah satu tujuan destinasi wisata yang menjanjikan dan menyenangkan dan berbagai pengalaman yang diberikan juga.
Perlu sadarnya Masyarakat Indonesia mengenai destinasi wisata yang ada di dalam negeri dan tidak hanya ingin destinasi yang ada dalam negeri namun juga, ayo ramaikan destinasi yang ada dalam negeri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H