Mohon tunggu...
Arya Pamungkas
Arya Pamungkas Mohon Tunggu... -

another almost mid-twenty geek who has a redundant obsession of having a vigorously happy family..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review 10 Film Terbaik Oscars 2011

25 Februari 2011   11:45 Diperbarui: 28 Desember 2015   17:37 11289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Toy Story 3

"Cuma orang jahat yang ngga suka Toy Story," kata seorang teman. Yak, saya seribu persen setuju dengannya. Toy Story 3 adalah sekuel yang paling humanis dan emosional. Ia tak lagi bercerita tentang persaingan individu antar mainan, tetapi lebih dari itu, ia menyayat hati dengan gurauan mengenai hasrat untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai yang kita bisa. Ia juga merupakan guratam yang manis tentang optimisme, kesetiaan, dan keyakinan. Woody yang identik dengan Lucky Luke masih terus menjadi pemimpin dan sahabat yang hebat, sementara Buzz Lightyear edisi Espanyola sukses membuat saya ketawa guling-guling. Ini benar-benar merupakan penantian panjang yang tidak sia-sia dan Pixar berhasil memenuhi ekspektasi optimum tanpa sedikitpun meninggalkan cela dan mencederai kebahagiaan pemirsa global. Anyway, saya agak tercengang sewaktu Barbie berkata,"Authority should derive from the consent of the governed, not from threat of force!" Sepertinya Barbie juga kuliah ilmu politik..

 

The Fighter

"Apa bedanya The Fighter dengan Rocky (1976), Cinderella Man (2005), dan Million Dollar Baby (2004)?" tanya saya pada seorang karib. Saya sendiri tak puas dengan jawaban sahabat saya itu dan juga sudah pasti tak puas dengan cara saya memperbandingkan keempat film tersebut. Kesemuanya sama-sama bertutur tentang boxing dan entah kenapa film-film ini begitu menarik serta tergarap dengan cara-cara yang luar biasa. The Fighter tak seperti Rocky yang bersifat fiktif tetapi sama orisinalnya dengan Cinderella Man yang bercerita mengenai James Braddock. Meski di sisi lain, mesti diakui ia juga tak sekuat narasi Million Dollar Baby. Lalu apa yang menarik? Bagi saya, The Fighter berkutat dengan drama yang begitu mengena antara hubungan kakak-adik sekaligus petinju-pelatih, Micky Ward dan Dicky Eklund. Hanya saja, film ini tak sekedar mengajak penonton untuk melihat skema narasi dari jauh di belakang ring, antara gym tempat berlatih dan kehidupan personal tokohnya. Ia menggunakan gaya yang sedikit berbeda dengan meninggalkan penonton pada ruang dimana penonton seharusnya berada ketika pertandingan tinju digelar, yaitu di depan televisi. Ini cukup unik, film ini mengubah resolusi gambar persis seperti gambar layar kaca ketika memasuki adegan Micky melawan Neary. David O. Russell, sang sutradara, seperti sengaja membiarkan kita tergugah menyaksikan pertandingan tanpa perlu dikacaukan dramatisasi di sela tiap ronde seperti yang umum terlihat di film-film tinju. Drama itu begitu dekat, sama persis seperti drama yang kita lihat di televisi, yang diatur Floor Director dari ruang siaran. Sensasi yang saya dapat adalah saya seperti tidak sedang menonton film tinju, melainkan menyaksikan langsung pertandingan tinju dari televisi di ruang keluarga seperti yang biasa saya lakukan bersama ayah saya. Nah, kesepuluh film di atas masuk ke dalam nominasi film terbaik di ajang Academy Awards 2011. Saya sendiri memilih untuk tidak secara eksplisit menasbihkan film unggulan saya, sepertinya itu akan terbaca dari cara saya mengulas film-film tersebut. Tapi, kalau anda sempat menyaksikan beberapa di antara film-film di atas atau bahkan telah menonton kesemuanya, saya yakin anda sudah punya pilihan favorit sebagai film terbaik. Jadi, yang mana film terbaik 2011 menurut anda?

** semua gambar poster film didapat dari http://www.imdb.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun