Mohon tunggu...
Noen Muti
Noen Muti Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Batas Waktu

3 Oktober 2024   20:53 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:53 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu tak pernah usai, tak pernah jemu,  

Mengalir tenang, tanpa suara ragu.  

 tak mengenal henti, tanpa jeda,  

Sementara manusia terjebak dalam hitungan detik yang fana.  

Kita berpacu melawan waktu, seakan ia musuh yang kejam,  

Namun waktu hanya saksi, tak pernah mendendam.  

Ia tak pernah lelah, takkan habis,  

Kita yang perlahan memudar dalam senyap tangis.  

Bukan waktu yang berakhir dalam jarak,  

Tapi kita yang terhenti di ujung langkah.  

Kita merangkai hari, mengejar mimpi,  

Sadar bahwa akhirnya, kitalah yang akan pergi.  

Waktu abadi, tapi kita yang terbatas,  

Mencari makna di tiap detik yang berlalu deras.  

Kita berpacu bukan karena waktu takkan ada,  

Tapi karena kita yang suatu saat akan tiada.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun