Mohon tunggu...
Aby
Aby Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Kritis Kebijakan Program Prabowo-Gibran: Janji-Janji Ambisius atau Sekadar Mimpi?

18 Februari 2024   10:47 Diperbarui: 18 Februari 2024   10:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Yang  ingin saya tertawakan adalah apabila anggarannya hanya dihabiskan untuk rapat dan ketok palu dan menurut saya anggaran sebesar itu mungkin lauknya  daging sekelas Wagyu A5.

Sapi Impor vs Lokal untuk Subsidi Susu

Oh, sapi impor dari India dan Brazil untuk susu gratis? Karena sapi lokal itu hanya memberikan susu biasa, bukan susu eksotis dari luar negeri yang membuat kita terlihat lebih keren. Kita butuh sapi bermerk, bukan?

Pemerintah berencana mengimpor sapi dari India dan Brazil untuk memasok susu untuk program makan siang gratis. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas sapi lokal dan apakah mengimpor ternak merupakan solusi yang hemat biaya. 

Berdasarkan kajian Pusat Kajian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (CPSAE), sapi lokal mampu menghasilkan susu hingga 6 liter per hari, sedangkan sapi impor bisa menghasilkan susu hingga 10-15 liter. Namun, mengimpor sapi juga memerlukan biaya tambahan seperti biaya transportasi dan karantina. Oleh karena itu, penting untuk menilai apakah investasi pada program peternakan sapi lokal dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Tentu saja, sapi impor jauh lebih superior. Siapa peduli dengan peternak lokal? Kita lebih suka mendukung negara lain daripada ekonomi dalam negeri sendiri. Logika ekonomi yang brilian!

Kemungkinan Kenaikan Pajak

Pajak naik 18%? Sudah seharusnya rakyat menengah ke bawah merasakan 'kebahagiaan' pajak yang sama dengan kalangan menengah ke atas. Keadilan pajak untuk semua! Impor beras tetap dipertahankan, sambil berpura-pura berpikir keras tentang menurunkan utang pemerintah. Genius! Ini bukan ngibul, tapi seni bernegosiasi tingkat tinggi. Bravo, pemerintahan yang cerdik!

Pemerintahan baru seandainya Pasangan Prabowo-Gibran berhasil masuk ke istana juga mempertimbangkan untuk menaikkan tarif pajak hingga 18%. Saat ini, beban pajak di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan. Namun, peningkatan pajak yang tidak proporsional terhadap masyarakat berpendapatan menengah ke bawah dapat menyebabkan kesenjangan sosial. 

Penting untuk memastikan bahwa setiap kenaikan pajak bersifat progresif dan tidak terlalu membebani kelompok rentan. Pendekatan yang lebih adil adalah dengan memperluas basis pajak dengan menghilangkan pengecualian dan pengurangan pajak yang terutama menguntungkan masyarakat berpenghasilan tinggi.

Pengurangan Utang Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun