Maaa....
Dulu sekali saat aku masih bocahÂ
Belum mengenal luasnya dunia dan surga yang sering mama ceritakan
Aku dengan polosnya  merasakan kalau aku seperti bocah yang hidup tanpa cinta dan kasih sayangmuÂ
Aku sering ketakutan bila harus berhadapan dengan ketegasanmu yang kuanggap sebagai penjara bagiku
Sebagai seorang bocah yang polos aku kadang ingin minggat dari rumah dan berharap dapat kembali dengan kondisi yang berbeda
Aku baru mengerti saat kehidupanku beranjak ke 21 tahun
Saat aku mendengar namaku dalam doa mama yang tulus kepada TuhanÂ
Saat aku akan meninggalkanmu untuk beberapa waktu lamanya dan ada tetesan air mata yang hadir dari pelupuk matamu maa...
Saat-saat itulah aku berpikir sampai kapanpun aku takkan pernah siap bila tiba-tiba mama pergi meninggalkanku
Semuanya akan baik-baik saja bila aku berada didekatmu Maa..
Tak ada rasa takut ataupun cemas apalagi khawatir dengan hari esok
Raga dan batin ini telah mama persiapkan jauh-jauh sebelum aku benar-benar tahu kerasnya kehidupanku nantinya
Tubuh ini telah mama kebalkan dengan kekerasan agar aku benar-benar kuat di penjara kehidupan yang fana
Ada kekhawatiran dalam diri ini karena saat aku beranjak dewasa dunia ini telah penuh dengan kefanaan dan usiamu semakin menua dan aku aku belum menjadi apa yang mama harapkan dariku,membalaskan semua yang telah mama beri untukku.
Tuhan yang mama tunjukkan padaku telah aku kenal
Pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak pernah tercatat dalam buku sejarahÂ
Bidadari berselendang bianglala yang akan selalu hadir dalam hati iniÂ
Aku berharap hari-harimu menyenangkan dan kita akan bertemu disetiap kesempatan dan bercerita tentang kehidupan dan cintamu disegala waktu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI