Provinsi Gorontalo baru mengalami satu siklus perencanaan pembangunan jangka panjang yakni 2005 hingga 2025, empat kali siklus perencanaan jangka pendek, 5 tahunan dan sekitar duapuluh satu kali siklus jangka pendek, satu tahunan.
Mengambil bagian dalam sejarah kemajuan Gorontalo kedepan harus dalam tiga koridor kerangka perencanaan ini. Ketiganya adalah buah aspirasi warga Gorontalo yang diproyeksi dalam kerangka kepentingan nasional, mewujudkan masyarakat Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada 2022 ini, Provinsi Gorontalo telah genap berusia 21 tahun. Di masa 3 tahun menjelang berakhirnya rencana jangka panjang pertama pada 2025 ini, Provinsi Gorontalo telah memiliki modal kemajuan yang cukup.
Ditinjau dari berbagai indikator makro pembangunan, Gorontalo meleset meninggalkan angka kemiskinan ekstrem di awal tahun berdirinya. Geliat ekonomi local bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi secara baik di atas rata-rata nasional. Pembangunan infrastruktur juga kian meningkat, membuka tantangan geografis tidak hanya bagi remote areas namun juga terhadap sentra-sentra pertumbuhan.
Namun setiap kemajuan selalu ada saja tantangan dan persoalan. Gorontalo juga tidak luput atas hal ini. Tantangan ini setidaknya mencakup optimalisasi tatakelola sumberdaya ekonomi, peningkatan kualitas SDM, pengurangan kesenjangan wilayah, pemerataan infrastruktur hingga menahan laju deplesi SDA dan degradasi lingkungan.
Tantangan mendasar lainnya adalah membumikan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam pembangunan daerah agar kemajuan daerah dapat dirasakan saat ini tapi juga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Sustainable Development adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Artinya kemajuan pembangunan hari ini harus mampu membangun masa depan yang inklusif bagi anak cucu nanti dalam tiga elemen inti pembangunan berkelanjutan: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan lingkungan hidup.
Setelah MDGs berakhir pada 2015, sebanyak 193 negara anggota PBB kemudian sepakat melakukan reorientasi pembangunan menuju agenda Sustainable Development Goals/SDGs. SDGs adalah konsensus para pemimpin negara mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui agenda "Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development" (Mengubah dunia kita: Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan).
Semangat membangun Gorontalo perlu diletakkan dalam koridor pembangunan berkelanjutan agar hasilnya tidak sekedar menuntaskan persoalan yang dihadapi saat ini namun juga memberi kepastian generasi mendatang ikut menikmati hasil pembangunan.
Peringatan Hari Patriotik setiap tahun telah mengajarkan keteladanan tentang keberanian, keikhlasan dan kejujuran seorang Nani Wartabone dan para tokoh pejuang lainnya. Â Hal ini menjadi ukuran moral tentang pengabdian melanjutkan pembangunan Gorontalo. Semangat pengabdian yang dibangun di atas landasan persatuan demi terwujudnya Gorontalo yang makin maju dan sejahtera.
Selamat Hari Patriotik 23 Januari 2022!