Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vaksinasi dan Prisoner's Dilemma Game

12 Januari 2021   08:30 Diperbarui: 13 Januari 2021   07:37 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bbc.com
bbc.com
Kondisi ini makin mendorong keengganan divaksin dan mengarah pada polemik, bahkan terkesan saling memprovokasi. Akibatnya bermunculan free riders, yakni mereka yang mencari-cari alasan untuk tidak disuntik. Hal ini jika dibiarkan akan mengarah pada kondisi yang disebut Anand dan Bauch sebagai collective threat, ketakutan massal.  

Menghentikan resistensi dan histeria massal

Ketakutan massal tidak terjadi jika komunikasi yang sifatnya saling ‘memprovokasi’ dihentikan. Media harus mengambil peran mendukung. Jika tidak, priming media akan semakin menutup nalar. Individu umumnya tidak ingin lagi menggali informasi lain saat merasa sudah memiliki informasi yang diperlukan. Anchoring bias ini mendorong individu membuat keputusan yaitu kekhawatiran dan kepanikan. Semakin viral berita media, orang semakin panik dan takut.  

iconicit.com
iconicit.com
Upaya untuk menghentikan ‘histeria massal’ ini harus didahului dengan mengubah bias heuristik pada setiap individu. Vaksinasi perlu didahului dengan  menanamkan kesadaran terlebih dulu. Anand dan Bauch menyarankan perlunya mendorong sikap individu untuk merasa berguna bagi yang lain. Setiap orang perlu didorong untuk memberikan kontribusi. Bahwa bersedia memperoleh suntikan pertama akan menyelamatkan yang lain.

Upaya lain menggunakan pendekatan yang diperkenalkan Richard Thaler, Peraih Nobel pada 2017.  Dengan teorinya yang terkenal “Nudge”, Thaler memperkenalkan cara yang tepat meminta orang melakukan sesuatu tanpa merubah pilihannya. Vaksinasi massal bisa dilakukan dengan mendorong Herd Instinction, sifat kerumunan yang dimiliki setiap individu. Artinya kelompok besar makin banyak bersedia jika sudah melihat orang lain divaksin.

Kesediaan para pejabat publik, tokoh maupun influencer dalam penyuntikan vaksin di awal adalah teladan yang baik.  Sikap altruisme ini baik sekali dalam memadamkan api resistensi publik. Menurut Anand dan Bauch, tindakan ini perlu di tindaklanjuti dengan upaya melakukan perlindungan langsung terhadap mereka yang divaksin dan perlindungan tidak langsung kepada mereka yang berkontak dengan yang disuntik vaksin. 

Vaksinasi adalah upaya serius menghentikan pandemi. Jika tidak makin banyak jiwa yang terancam dan bisa menjadi korban sia-sia. Semoga upaya ini benar-benar dilandasi niat baik dalam pelaksanaannya dan dilakukan secara transparan agar publik percaya dan bersedia di vaksin secara sukarela.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun