Mohon tunggu...
Ar yanti
Ar yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aryanti/Universitas Peradaban

Menyanyi/Konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempertahankan Kearifan Lokal melalui Cerita Rakyat

5 Januari 2023   07:35 Diperbarui: 5 Januari 2023   07:46 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa dapat dihubungkan antara manusia dengan Tuhan. Sebagai seorang bapak, petani ini seharusnya memilki kesabaran terhadap anaknya yang dapat digolongkan anak nakal. Karena kelelahan bekerja, petani ini tidak dapat mengendalikan emosi melihat anaknya tidak mau mengantar makanan ke ladang. Ia hanya bermain-main saja di rumah. Kemarahan yang sudah sampai puncak akhirnya membawa petaka. Ucapan berupa kutukan di dengar oleh Tuhan sehingga ia harus kehilangan anak dan istri.

Nilai patuh kepada orang tua dapat digolongkan dalam hubungan manusia dengan orang lain. Anak petani dalam cerita di atas termasuk anak nakal. Ia tidak sedikit pun mau membantu orang tuanya yang bekerja sehari-hari. Upaya Melestarikan Budaya Bangsa (Erli Yetti) mencari nafkah. Apabila bapaknya meminta bantuan, pasti dibantah. Oleh karena itu, Tuhan mendengarkan kutukan bapaknya karena sudah tidak tahan dengan perilaku si anak. Nilai hubungan manusia dengan diri sendiri dapat dilihat dari perbuatan petani. Sebagai orang tua seharusnya si bapak lebih banyak memiliki kesabaran dan kearifan terhadap anaknya. Anak yang nakal tadi seharusnya dididik secara pelan-pelan dan bukan dengan kekasaran. Oleh karena bapak tidak dapat mengendalikan emosi akhirnya ia kehilangan harta yang paling berharga yaitu anak dan istri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun