Rumah-rumah adat khas Minangkabau juga lazim dijumpai di sini. Banyak bangunan yang bentuknya masih tradisional, seperti sebuah surau dengan banyak jendela di dindingnya. Di depannya terdapat sebuah kolam yang merupakan ciri khas rumah-rumah di daerah ini. Pantaslah banyak turis asing yang betah tinggal di sini. Sejuk dan asri.
[caption id="attachment_380319" align="alignnone" width="583" caption="Pagi yang cerah (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380320" align="alignnone" width="576" caption="Siluet rumah adat (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380321" align="alignnone" width="576" caption="Bukit barisan (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380322" align="alignnone" width="576" caption="Pemandangan Gunung Marapi (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380323" align="alignnone" width="576" caption="Mendorong trolly di jalanan yang lengang (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380324" align="alignnone" width="576" caption="Seorang bapak tua dengan sapinya (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380329" align="alignnone" width="384" caption="Surau tua (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_380333" align="alignnone" width="576" caption="Rumah adat minangkabau (Dok. Yani)"]
Dua malam saya bermalam di kota ini. Di pagi berikutnya saya berjalan-jalan lagi di sekitar rumah dengan arah yang berbeda. Tapi cuaca tidak secerah hari sebelumnya. Matahari tertutup mega. Kabut menyelimuti gunung dan persawahan. Mesjid Jami Koto Marapak berdiri anggun di tengah mendung. Sayup-sayup terdengar suara anak-anak berlarian keluar dari mesjid. Jalanan masih sepi, sesekali pengendara motor dan sepeda melintas, sambil memperhatikanku yang sedang memotret. Seekor sapi tengah merumput di tengah hamparan padi yang menguning. Ditemani burung-burung cangak putih, yang bertengger dan berterbangan di sekitarnya. Sungguh harmoni alam pedesaan yang indah dan menentramkan. Rancak bana!!
[caption id="attachment_380328" align="alignnone" width="576" caption="Pagi yang berkabut (Dok. Yani)"]