Yang paling susah ketika ingin memotret siluet dokar, atau kuda atau orang dengan bentuk yang jelas dan ukuran besar di antara keramaian orang yang berlalu-lalang. Susahnya karena objeknya terlalu cepat bergerak padahal untuk mendapatkan hasil siluet yang optimal di saat langit masih cerah, sudut pengambilan harus rendah (low angle), akibatnya foto yang saya dapat komposisinya banyak yang miring dan terpotong di beberapa bagian. Tapi tidak mengapa saya tetap suka.
Kalau jeli, kita bisa memanfaatkan objek di sekitar kita untuk mendapatkan foto yang bagus, bahkan bisa dijadikan sebagai ilustrasi. Sengaja saya mengambil beberapa jepretan sepasang muda-mudi yang sedang berfoto ria di pinggir pantai. Ada satu jepretan yang mengesankan si lelaki sedang merayu teman wanitanya, apalagi dengan rambut panjang yang melambai-lambai diterpa angin, plus hiasan layang-layang, membuat suasana jadi tambah romantis. Padahal sebenarnya si lelaki sedang memotret teman perempuannya, tetapi karena penampakannya siluet jadi tidak terlihat wujudnya secara detil.
Kita juga bisa memanfaatkan objek yang berlalu-lalang seperti pedagang, kuda atau motor sebagai pemanis dalam foto. Masalah komposisi objek-objeknya diaturlah sedemikian rupa supaya enak dilihat, ini tidak ada bedanya dengan membuat sebuah lukisan.
Parangtritis mungkin biasa, dan foto saya juga masih biasa saja. Tapi senja di sana bisa jadi luar biasa, mungkin akan banyak fine art photography yang bisa dihasilkan di sana. Tergantung bagaimana kita sendiri yang memaknai dan memanfaatkan momen-momen fotogenik tersebut, karena senja itu sendiri adalah seni dan keindahan.
Selamat malam dan salam kampret