Suatu minggu di stasiun Bogor Cahaya mentari meredup menanti rintik hujan Suasana lengang mengiringi siang Semua tenggelam dalam kesibukan masing-masing
Ada wajah yang sendu menatap Sinar mata keruh tanpa harapan Dari peron ke peron di antara rel kereta api Di sisi stasiun yang lapang
[caption id="attachment_179041" align="alignnone" width="300" caption="Mata menerawang sendu"][/caption]
Ada Rizal yang menengadahkan tangan Ada Lusi dengan baju lusuh dan tas mungilnya Ada Wulan si pengamen cilik dengan bekas bungkus permen di tangannya
Orang-orang hanya merasa kasihan atau memberi ala kadarnya Atau sekedar mengabadikan dengan kamera Siapa yang akan peduli???
Bocah-bocah berwajah sendu di stasiun… Bergelut dengan kerasnya hidup Bocah-bocah berwajah sendu di stasiun…ilustrasi pilu tentang hidup dan kemiskinan Bocah-bocah berwajah sendu di stasiun…masa depan bangsa yang terabaikan Hitam putih nasibmu dik! Adakah yang masih peduli?!!
![1336046508805941762](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/558225f524a9d599718b4568.jpeg?t=o&v=770)
![13360465681704941405](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/558225f824a9d599718b4569.jpeg?t=o&v=770)
![1336046705657502264](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/558225fa24a9d599718b456a.jpeg?t=o&v=770)
![1336046844185734848](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/558225fd24a9d599718b456b.jpeg?t=o&v=770)