Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Galeri fotoku] Vihara Dhanagun Bogor Menjelang Imlek Dalam Galeri Foto

5 Februari 2011   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_87461" align="aligncenter" width="627" caption="Pemandangan saat memasuki pintu masuk vihara (Dokumen pribadi Aryani)"][/caption] Dua minggu yang lalu (22/1/2011), saya dan seorang teman janjian untuk hunting foto di Kebun Raya Bogor. Karena sudah terlalu siang dan hari mendung, teman saya mengajak untuk mengunjungi Vihara yang kebetulan letaknya di seberang pintu utama Kebun Raya. [caption id="attachment_87476" align="aligncenter" width="627" caption="Vihara Dhanagun tampak dari depan komplek"]

12969066131497672601
12969066131497672601
[/caption] [caption id="attachment_87505" align="alignnone" width="627" caption="Halaman depan"]
1296912813904249876
1296912813904249876
[/caption] Sesaat setelah memasuki gerbang vihara, kami minta izin untuk mengambil gambar-gambar kepada salah seorang penjaga vihara. Dengan ramah dia mengijinkan kami masuk, bahkan sempat menanyakan atau mengira kami berasal dari sekolah mana. Padahal kami mengambil gambar hanya sekedar untuk hobi fotografi saja. [caption id="attachment_87483" align="aligncenter" width="300" caption="Letaknya bersebelahan dengan Plaza Bogor"]
1296908695636724583
1296908695636724583
[/caption] Vihara Dhanagun terletak persis di sebelah Plaza Bogor Indah, Pasar Bogor. Dulu saya tidak menyangka bahwa di situ terdapat vihara karena bangunannya tertutup oleh kepadatan angkot/kendaraan serta para pedagang kaki lima di pinggiran jalannya. Berikut adalah gambar-gambar yang saya ambil dengan lensa kit kamera Canon EOS 40D. Saya masih belajar menggunakannya, jadi hasilnya tidak terlalu bagus. Apalagi autofokusnya rusak jadi agak kesulitan juga untuk mengunci fokusnya. [caption id="attachment_87479" align="aligncenter" width="300" caption="Di depan pintu masuk"]
1296907499304297431
1296907499304297431
[/caption]

[caption id="attachment_87482" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat menaruh dupa (Hio Lo)"]

12969079971428198226
12969079971428198226
[/caption]

[caption id="attachment_87504" align="aligncenter" width="300" caption="Hiasan Relief di depan vihara"]

12969124502130834857
12969124502130834857
[/caption] Memasuki pintu masuk vihara, mulai tercium aroma kemenyan, lumayan membuat pusing juga. Bokor tempat menancapkan dupa terlihat hampir di setiap sudut. Pintu, tiang-tiang dan bagian dalam vihara dihiasi oleh gambar dewa-dewi serta naga yang didominasi warna merah. Nuansa imlek sudah terasa meskipun masih berlangsung 2 minggu lagi. Hiasan lampion dan lentera, lilin banyak terlihat di bagian dalam vihara. Ada juga hiasan seperti bedug kecil.

12969090641554824339
12969090641554824339
1296909294346114041
1296909294346114041

12969091941438731160
12969091941438731160
1296909624257596130
1296909624257596130

1296909815798787598
1296909815798787598
1296909964980203458
1296909964980203458
[caption id="attachment_87496" align="alignnone" width="627" caption="Suasana di dalam vihara"]
12969104901329583907
12969104901329583907
[/caption] [caption id="attachment_87499" align="alignnone" width="627" caption="Bagian dalam vihara"]
1296911045549356016
1296911045549356016
[/caption]

Di dalamnya terdapat pelataran untuk sembahyang. Beberapa orang tampak berlalu-lalang untuk berdoa sambil menggerak-gerakkan dupanya. Sayangnya gerakan mereka terlalu cepat sehingga tidak sempat kurekam, hanya tampak samping/belakang dan kurang fokus. Ada juga bangku panjang, terdapat beberapa orang yang sedang duduk-duduk di atasnya. Sekilas tampaknya mereka sedang memperhatikan kami yang tengah asyik jeprat-jepret.

[caption id="attachment_87503" align="alignnone" width="627" caption="Terlihat banyak sesaji di altar : air mineral, buah-buahan, minyak goreng dll"]

1296912155892104921
1296912155892104921
[/caption] [caption id="attachment_87497" align="alignnone" width="627" caption="Altar sembahyang"]
1296911168918222388
1296911168918222388
[/caption] [caption id="attachment_87500" align="aligncenter" width="300" caption="Sembahyang"]
1296911615256231505
1296911615256231505
[/caption] [caption id="attachment_87544" align="aligncenter" width="300" caption="Mengambil dupa (hio)"]
1296917037322929555
1296917037322929555
[/caption]

12969114861512631285
12969114861512631285
12969119911556348303
12969119911556348303

[caption id="attachment_87543" align="aligncenter" width="300" caption="Duduk-duduk santai (Dokumen pinjaman dari teman)"]

12969164901622304863
12969164901622304863
[/caption]

Di pinggir pelataran sembahyang, ada deretan lilin-lilin yang menyala dalam gelas. Di setiap lilin ada nama-namanya. Menurut orang yang ada di vihara itu, setiap lilin ada yang punya, dan setiap habis akan selalu di ganti. Mereka rutin membayar kepada penjaga vihara agar lilin tersebut tetap menyala. Tujuannya untuk menerangi kehidupan mereka, karena lilin adalah simbol penerangan.

[caption id="attachment_87513" align="aligncenter" width="300" caption="Buah-buahan"]

1296913502928726945
1296913502928726945
[/caption] [caption id="attachment_87506" align="aligncenter" width="300" caption="Deretan lilin"]
12969130671712657392
12969130671712657392
[/caption] [caption id="attachment_87507" align="alignnone" width="627" caption="Tiap lilin ada namanya"]
12969132571672128083
12969132571672128083
[/caption] Ada juga ruangan khusus untuk membeli alat sembahyang, di dekat bangku panjang. Tampak seorang kakek tua yang sedang duduk di dalam ruangan itu. Ohya di sini banyak sekali makanan dan minuman yang dijadikan sesaji di atas piring-piring seperti biskuit, berbagai macam buah, air mineral sampai minyak goreng. Aku tidak tahu apakah makanan/minuman itu bakal dimakan juga oleh orang-orang di vihara itu. [caption id="attachment_87510" align="aligncenter" width="300" caption="Ruang untuk menjual alat-alat sembahyang"]
1296913322462270885
1296913322462270885
[/caption] [caption id="attachment_87514" align="alignnone" width="697" caption="Ada biskuit selamat, gelasnya bagus-bagus"]
12969140301904288677
12969140301904288677
[/caption] [caption id="attachment_87516" align="aligncenter" width="300" caption="Buah-buahan"]
1296914279636044536
1296914279636044536
[/caption] Saat hendak pamit, kami malah disuruh masuk ke dalam ruangan di belakang pelataran sembahyang. Katanya di sana banyak koleksi foto-foto sewaktu ada acara Cap Go Meh maupun dari pameran foto. Kami pun masuk ke ruang belakang itu. Di dalamnya banyak hiasan lampion-lampion, sepertinya hasil prakarya anak-anak sekolah.
1296914545931809101
1296914545931809101
12969142901643414283
12969142901643414283
12969144151845459116
12969144151845459116
Ada juga foto-foto Vihara Dhanagun Tempoe Doeloe dilengkapi dengan keterangan sejarahnya. Di situ tertulis, bahwa vihara ini dulu bernama Klenteng HOK TEK BIO yang dalam dialek Hokkian artinya Rumah Ibadah Rejeki dan Kebaikan. Masih menjadi misteri kapan klenteng ini didirikan, orang Perancislah yang pertama kali mengabadikan fotonya pada tahun 1860. Kini, kompleks bangunan lengkap Klenteng sebagian sudah lenyap. Bangunan ini juga berorientasi utara-selatan seperti kaidah di Tiongkok pada umumnya yang menerapkan kaidah Feng Shui. Menilik dari luas tanah mula-mula, diperkirakan tanah berdirinya Pasar Tangsi yang menjadi Plaza Bogor adalah milik Klenteng. Secara tipologi, geografi dan klasifikasi Dewa-Dewi, Klenteng ini didirikan oleh pedagang-pedagang Hokkian dan termasuk Klenteng Pedagang/Pasar. Oh mungkin karena orang-orang ada tinggal di sekitar klenteng (termasuk Pasar Bogor dan Jalan Surya Kencana) adalah pedagang semua. [caption id="attachment_87523" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi foto tempoe doeloe"]
12969145917031790
12969145917031790
[/caption] [caption id="attachment_87525" align="alignnone" width="697" caption="Foto klenteng jadul"]
1296915218915915487
1296915218915915487
[/caption] Di ruangan ini banyak sekali tulisan-tulisan yang bikin kami ketawa geli. Bisa dilihat sendiri di gambar yang saya upload. [caption id="attachment_87528" align="alignnone" width="627" caption="Khusus vegetarian"]
1296915398749908451
1296915398749908451
[/caption] [caption id="attachment_87530" align="aligncenter" width="464" caption="Sayangilah makanan dan minuman. Coba dulu sedikit bila kurang boleh tambah lagi"]
12969151581468613827
12969151581468613827
[/caption] [caption id="attachment_87532" align="alignnone" width="627" caption="Sesaji buat Mbah Bogor"]
12969153641275909768
12969153641275909768
[/caption] Setelah cukup lama melihat-lihat sebagian isi vihara, dan jeprat-jepret gak karuan, kamipun pamit pada penjaga vihara. Tak lupa sedikit bernarsis ria di halaman komplek Vihara, mumpung masih ada di situ, biar telihat seperti di China hehehe.
12969159241728705470
12969159241728705470
1296916104163106623
1296916104163106623
Salam Kompasiana Bogor, 5 Februari 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun