Sebagaimana kaca yang dipoles kembali, maka seseorang bisa memunculkan lagi Ruh fitrah yang ada dalam dirinya. Al-Ghazali menuliskan, “tujuan dari disiplin moral adalah untuk memurnikan kalbu dari karat nafsu dan kebencian sampai cermin kembali bersih, yang kemudian akan merefleksikan kembali cahaya Tuhan.”
Menurut al-Ghazali pekerjaan ini tidak mudah, kebahagiaan sejati adalah kondisi yang kebanyakan orang belum bisa meraihnya. Beliau bahkan menekankan, bahwa sepengetahuan dia, hanya sedikit orang yang mampu mengalami kebahagiaan tertinggi, walaupun semua manusia punya potensi yang sama meraih ini.
Mereka yang mencapainya adalah manusia yang telah berhasil membersihkan cermin didalam, sehingga mendapatkan suatu bentuk pengetahuan yang bagi kebanyakan orang hanya bisa melihatnya ibarat mimpi dan imajinasi, sementara mereka menjalani dengan nyata dan mengaplikasikan dalam keseharian.
Bagi penulis, semangat buku ini adalah, jika mereka bisa mestinya kita pun bisa juga mengusahakannya dengan sungguh-sungguh sambil menyerahkan hasil usaha kepada kekuasaan Tuhan, barangkali setetes dari para Nabi dan Rasul yang kita raih, sudah cukup sebagai modal hidup kita untuk beroleh nikmat dan bahagia selama hidup sampai mati.
***
Tulisan di atas diambil dari Buku The Constant Happinessyang ditulis oleh Aryandi Yogaswara bersama Julianti. Untuk membaca penuh versi online dari bukunya, silakan kunjungi:
http://downloadtheconstanthappiness.blogspot.co.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H