Dengan keselarasan partai antara pusat dan daerah kali ini, pemerintah daerah dapat dengan lebih mudah memperoleh alokasi anggaran serta dukungan kebijakan yang lebih komprehensif. Ini terlihat pada peningkatan jumlah dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) yang diterima, yang diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan di berbagai sektor.
Dalam sektor pendidikan, misalnya, Bukittinggi kini memiliki potensi lebih besar untuk meningkatkan kualitas fasilitas belajar, seperti pengadaan laboratorium dan teknologi pendukung untuk sekolah-sekolah.Â
Di banyak kota, pemerintah pusat sering mengalokasikan dana tambahan untuk pengembangan kurikulum berbasis teknologi atau fasilitas sekolah di kota-kota yang memiliki hubungan sinergis dengan pusat.Â
Erman Safar juga berpeluang untuk meningkatkan kualitas SDM di Bukittinggi melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan sekolah. Dengan dukungan dari pusat, program-program beasiswa, pelatihan guru, serta pembangunan fasilitas pendidikan yang lebih baik bisa lebih cepat terealisasi.
Di daerah lain, seperti di Yogyakarta, kolaborasi serupa antara pemerintah daerah dan pusat telah menghasilkan fasilitas pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif, serta peningkatan kualitas pendidikan yang signifikan.
Di bidang kesehatan, Bukittinggi juga berpeluang memperluas akses layanan kesehatan masyarakat dengan dukungan dana yang lebih kuat. Kota ini dapat mencontoh beberapa daerah seperti Yogyakarta, di mana keselarasan antara pusat dan daerah berhasil membangun fasilitas kesehatan yang lebih merata dan program layanan kesehatan gratis atau bersubsidi bagi masyarakat. Ini penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mendukung produktivitas ekonomi jangka panjang.
Pariwisata dan olahraga adalah sektor lain yang berpotensi besar untuk tumbuh pesat. Bukittinggi dengan keindahan alam dan warisan budayanya memiliki kesempatan untuk menjadi tujuan wisata yang lebih populer. Dengan kemudahan birokrasi dan dukungan pendanaan, fasilitas wisata, seperti taman kota, pusat budaya, atau atraksi baru, bisa dibangun untuk menarik wisatawan, sama seperti yang dilakukan di Bali atau Banyuwangi.Â
Begitu pula dalam olahraga, dengan adanya alokasi anggaran yang lebih besar, pemerintah daerah bisa membangun sarana olahraga yang lebih lengkap dan berkualitas. Hal ini terbukti efektif di daerah lain, seperti di Semarang yang memiliki stadion dan lapangan olahraga baru sebagai wujud dukungan pembangunan dari pusat, sehingga mengundang acara olahraga nasional dan internasional.
 Pembangunan infrastruktur pariwisata yang terintegrasi dengan sarana olahraga yang memadai bisa juga dapat menarik wisatawan lebih banyak, sekaligus mendukung ekonomi lokal. Di Bali, misalnya, mereka telah berhasil memadukan pengembangan sektor pariwisata dengan fasilitas olahraga yang mendukung gaya hidup sehat dan menjadi daya tarik tambahan.
Yang tidak kalah penting adalah peningkatan ekonomi kerakyatan. Dengan adanya dukungan dari pusat dalam bentuk program pengembangan UMKM, pelatihan keterampilan, serta pemberdayaan ekonomi lokal, Bukittinggi bisa menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat sektor ekonomi yang berbasis pada potensi lokal.
 Kota-kota seperti Malang, yang fokus pada pemberdayaan UMKM dan pengembangan ekonomi kerakyatan, serta dukungan terhadap pelaku Ekonomi Kreatif, sudah membuktikan bahwa pendekatan seperti ini bisa memberi dampak langsung kepada masyarakat.