Mohon tunggu...
Aryanda Putra
Aryanda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jika Kesalahan dan Kebenaran bisa untuk didialogkan, kenapa harus mencari-cari Justifikasi untuk pembenaran sepihak. Association - A Stoic

Ab esse ad posse

Selanjutnya

Tutup

Politik

Matahari Tenggelam di Timur, Cahaya Kebenaran Redup di Barat: Ironi Dukungan Barat Terhadap Agresi Israel

15 April 2024   15:38 Diperbarui: 15 April 2024   16:45 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/images/search/palestina/

Iran melancarkan serangan ke wilayah Israel pada Minggu (14/4), mengirimkan ratusan senjata meskipun hanya menyebabkan kerusakan minor. Ini mencerminkan eskalasi konflik terbaru di Timur Tengah. Dengan lebih dari 300 rudal dan drone yang sebagian besar diluncurkan dari Iran sendiri, serangan ini dianggap sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada 1 April, yang menewaskan seorang komandan Garda Revolusi tinggi. Tindakan ini menegaskan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara, meninggalkan dunia memegang napasnya menunggu potensi eskalasi lebih lanjut dan dampaknya terhadap stabilitas regional.

Sementara Israel merespon dengan memberikan pernyataan sikap resmi negara untuk mendesak PBB dan Dewan keamanan PBB melakukan rapat darurat serta mendesak untuk mengutuk penyerangan ini. Dan yaaa...seperti yang kita duga sebelumnya respon PBB serta para pemegang hak vetonya menyatakan dukungan terhadap israel dan mengutuk keras aksi penyerangan yang dilakukan iran tersebut. Tidak begitu mengagetkan, dan drama playing victim pun dimulai;

Di tengah permainan kepentingan geopolitik yang semakin rumit, satu hal tetap tak berubah: ketidakseimbangan perlakuan terhadap konflik di Timur Tengah. Saat Israel melancarkan serangan, dukungan Barat seolah tanpa batas, tapi ketika tiba saatnya bagi Iran untuk membalas, justru terdengar suara kecaman dan keheranan dari negara-negara Barat. Seolah-olah menurut aturan yang tidak tertulis, ketika Israel menyerang, suara-suara Barat bersatu untuk mendukungnya, namun jika sebaliknya, malah terdengar sorak-sorai penolakan dan kritik.

Israel, sering dianggap sebagai "anak nakal" yang mendapat perlindungan tak terbantahkan dari AS dan sekutu-sekutunya di Eropa, terus-menerus melancarkan tindakan agresif di wilayah tersebut. Penyerangan terhadap kedutaan Iran di Suriah adalah contoh terbaru dari sikap agresif Israel yang sering kali luput dari kecaman internasional. Namun, ketika Iran merespons dengan serangan balasan, tiba-tiba saja dunia Barat menjadi sangat prihatin akan eskalasi konflik.

Bukti nyata dari ketidakseimbangan ini dapat ditemukan dalam reaksi internasional terhadap serangan balasan Iran. AS dan negara-negara Eropa dengan cepat menyatakan dukungan mereka kepada Israel, mengutuk serangan Iran sebagai "tindakan provokatif yang tidak dapat diterima". Namun, apa yang terjadi pada prinsip-prinsip keadilan internasional dan kedaulatan negara?

Bukankah Israel juga telah melakukan tindakan provokatif dengan menyerang kedutaan Iran di wilayah Suriah? Namun, tanpa malu-malu, Barat terus membenarkan tindakan agresi Israel dengan alasan "keamanan nasional" dan "pertahanan diri". Ironisnya, serangan Israel sering kali melanggar hukum internasional, termasuk konvensi Jenewa, yang melarang penyerangan terhadap fasilitas diplomatik.

"Diplomasi Barat: Memutarbalikkan Fakta demi Kepentingan

https://pixabay.com/id/images/search/palestina/
https://pixabay.com/id/images/search/palestina/
Tentu saja, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi sikap negara-negara Barat terhadap konflik yang dibangun Israel. Misalnya, pengaruh lobi pro-Israel di berbagai negara Barat telah menjadi faktor yang signifikan dalam membentuk kebijakan luar negeri terkait Israel. Keberadaan lobi ini telah memastikan bahwa pandangan pro-Israel memiliki pengaruh yang kuat di koridor kekuasaan di negara-negara Barat.

Dalam arena diplomatik global, Barat telah menjadi ahli dalam seni memutarbalikkan fakta demi kepentingan politiknya sendiri. Mereka dengan cermat menyusun narasi yang memperkuat naratif Israel sebagai korban yang tak berdosa, sementara Iran digambarkan sebagai ancaman eksistensial yang mengancam perdamaian dunia. Narasi yang sama juga dimainkan pada konflik Israel-Palestina, lebih dari 30.000 rakyat palestina telah terbunuh akibat serangan membabi buta israel terhadap wilayah palestina, Israel dengan tanpa malu menyatakan mereka adalah korban dan berhak mempertahankan diri. Sementara AS beserta kroninya Barat membenarkan setiap tindakan agresifnya sebagai "pengamanan keamanan nasional" serta menyalahkan reaksi apapun dari pihak Timur Tengah sebagai "terorisme".

 Memang, sikap negara-negara Barat terhadap konflik Israel-Palestina telah menjadi sorotan yang tak terhindarkan dalam arena politik global. Seiring waktu, pandangan dunia terhadap konflik tersebut telah menjadi semakin kompleks, dan sikap negara-negara Barat terhadap Israel telah menjadi subjek intensif perdebatan dan kritik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun