Ketika mereka menentang ; "kalian-rakyat- harus memahami bagaimana negara bekerja".
Haiii Tuan...
Rakyat sebenarnya telah menyesuaikan diri dengan berbagai keresahan dan kerusuhan yg anda buat. Sementara itu Korupsi, Pembunuhan, penyiksaan, penembakan, penjagalan, diselang selingi oleh teror, ancaman, penculikan dan berlanjut terus berupa penghancuran dan pembakaran secara massal yg berjalan terus. Semua ini menghiasi sejarah kebudayaan kontemporer kita. Apakah ini peradaban baru bangsa kita, tuan?
Saya ingat ucapan master Lin-chi (866): "ditempat lain mereka membakar manusia sesudah mati, disini kita bakar (kubur) mereka ketika masih hidup".
Hufffff...
Kekuasaan memang sangat memikat. Bagi 'Hazlitt' seorang sastrawan inggris; "Kekuasaan adalah berhala negeri yg dipuja dunia". Maka didalam gelap dan lumpur situasi nasional kini, kita harus tetap berusaha ceria dan tersenyum manis sembari menunggu giliran untuk dimangsa selanjutnya. Seperti pesan suhu Mesir kuno, 'Ptahhotep' 4.350 tahun yg lalu; "cerialah, selama kita masih hidup". "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa...(Pembukaan UUD 1945)", Dan bahwa negara kita sampai saat ini tidak runtuh dan tenggelam dalam sejarah, adalah bukti bahwa ada "manus dei"(tangan Tuhan) yang berperan.
Billahitaufiqwalhidayah
-Aryanda Putra-
(Ketua Umum HMI Bukittinggi)