Sang Surya beranjak ke peraduannya
Menebar awan tembaga di angkasa
Kala burung besi yang membawakuÂ
Terbang mengejar waktu
 menembus ruangÂ
Membawaku pulang
Aku sudah disurabaya kini
90 menit yang lalu .
masih kuhirup segarnya angin di pantai senggigi
sejuta resah membalut hati.
Dan kini saat kaki kakiku melangkah turun dari sang burung besi.
Seperti gundahnya hatiÂ
Saat akan bertemu si jantung hati
Masih berharap akan sebuah janji
Kisah baru saat yang lalu ku akhiri.
Sebulat tekadku untuk menemuimu disini.
Menebus kerinduan yang tak terperi
Dan tak ku pungkiri kehadiranmu telah merubah segala ku sepanjang hari.
Dan namamu telah jadi penghuni satu sudut di hati
Deretan bidadari yang
Telah
Sedang
Dan akan
Kukagumi
Bahkan hingga detik ini
Saat ku goreskan dalam puisi
Agar kisah kita abadi.
Setidaknya rinduku terobati
Bila wajahmu datang menghantui
Dan ingatan membawaku kembali
Kenangan kisah yang kita jalani
Walaupun kita tak saling memiliki
***********&&&&&&*********
Senja yang indahÂ
saat senyummu merekah
bidadari berkaos merah
Camila......rinduku telah punah .
Larut dalam pelukan hangatÂ
Dan lembutnya bibirmu saat kulumat
Dan sesaat kita lupa tempat
Dipelototi banyak mata yang melihat.
Ah peduli amat.....
TerlanjurÂ
TerjeratÂ
Hasrat
Tak peduli apa kata orang
Yang penting rindu kita hilang.
Hingga
 tak terasa mentaripun menghilang
Memaksa kita melangkah pulang
Tinggalkan pojok lapangan terbang
Sisakan jejak yang akan kita kenang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H