Mohon tunggu...
M@sbh@y
M@sbh@y Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mencurahkan isi kepala,hati dan pikiran.

Ranger in country guardian .freewriter . berbagi info,pnglamn,kenangan, segala yg singgah dan bermain di pikiran dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seratus Satu Kata (Rindu Padamu)

18 September 2018   16:59 Diperbarui: 18 September 2018   20:03 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa lalu apa kabarmu ?

Sekian lama sekian waktu

Tenggelam dalam kabut semu 

Karam didasar samudra air mata

Terbungkus  tebalnya rindu yang tak terbayar.

Telah banyak sampan tak bertuan yang singgah dan meninggalkan.

menawarkan suatu petualangan. Mencoba menarikku dari jaring jaring kenangan.

Aku masih menunggu 

Aku memilih bertahan.

Meski kaki kakiku mulai terkubur pasir pantai yang terbawa gelombang datang saat air pasang.

Tak jarang aku sempat goyang saat ombak yang lebih besar datang.

Namun irama deburannya membuat kumulai menikmati pedihnya luka yang masih terbuka .

Pesonamu yang ku puja tak akan pernah aku lupa .

seiring rembulan dan sang surya yang masih berkejar kejaran .

Akupun masih mengejar bayanganmu

Tersesat dalam dimensi ruang dan waktu. 

Terbelenggu rantai rantai rindu yang semakin tebal dan berdebu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun