Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Tepi: Diskon Singup

10 Februari 2023   15:32 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:35 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kemarin usai perjalanan dari satu kecamatan di Grobogan saya memasuki pinggiran kota Semarang jelang petang.

Kendaraan saya masukan ke sebuah hotel dengan label  link international, RedDoorz.

Dulu saya sangat well prepared dengan memesan hotel jauh hari via online, percaya pada rating konsumen, tapi pada belakangan ini saya  memesan hotel tergantung ditempat yang dilintasi tanpa reservasi.

"Ada kamar pak, tersedia tipe standard, 300 ribu semalam,"begitu jawaban receptionist ketika saya tanya soal kamar.

"Saya hanya butuh untuk tidur, besok subuh sudah keluar lagi. Ada yang lebih murah dari itu?"

"Maaf, gak ada pak. Semua hotel kami harga termurah ya itu,"

"Oh..ya sudah saya coba hotel lain dulu ya,"

Sebelum berbalik, lelaki dibelakang receptionist meminta saya menunggu. Setelah telpon seseorang kemudian ia memberi solusi. Ada kamar dengan diskon empat puluh persen.

"Cuma kamar ini air panasnya mati pak. Selebihnya sama. Kami kurangi 120 ribu,"

Saya setuju, karena memang gak suka mandi dengan air panas. Lalu booking dan bayar.

Kamar ini bernomor 234. Tanpa bertanya saya langsung naik lantai dua tetapi kamar dilantai dua hanya bertajuk 201 - 225 tak lebih.

Karena tak ketemu, receptionist mengantar saya kekamar yang ternyata berada dilantai satu.

"Kok awalnya angka dua, lokasinya dilantai satu," kamar itu terletak diujung bagian  tengah setelah kamar 114.

"Iya pak, owner pilih nomornya supaya hoki Ji Sam Su, dulunya nomor 115.

Kamar ini sepertinya memang kurang laku. Saya harus menghidupkan AC dengan deras lalu membuka pintu lebar lebar agar bau lembab cepat hilang dari ruangan.

Setelah mandi, shalat, tanpa makan saya tertidur namun terbangun pukul satu malam.

Suara tetangga kamar sebelah mandi  tengah malam terdengar mengganggu. Saya buka pintu kamar mandi, suara mandi itu berhenti.

Kembali tutup pintu dan kembali tidur namun suara mandi kembali terdengar. Lelah mengalahkan rasa ingin tahu dan saya tertidur.

Jam tiga kembali terbangun. Tetangga kamar 114 masih gak berhenti mandi. Saya memilih berwudhu dan ketika berwudhu tetangga berhenti mandi.

Rancangan bangunan yang buruk, dinding setebal itu bisa bikin suara mandi tetangga kamar bisa semengganggu itu seperti mandi dikamar sendiri.

Saya menutup pintu kamar mandi dan memilih ritual sepertiga malam, belajar jadi orang soleh, tahajud. Tetangga kembali mandi, sepanjang ritual tahajud.

Sebelum witir, saya buka pintu kamar mandi lalu shalat lanjut lagi.  Sampai witir selesai, tetangga tak lagi mandi. Minimal tak lagi ada suaranya. Suara hanya ada bila pintu kamar mandi tertutup.

Sampai subuh menjelang, saya buka kran air, shower, kemudian tutup pintu, kembali ke tempat tidur.

Suara kamar mandi terdengar sama seperti suara tetangga mandi. Namun kali ini air itu saya saksikan memang mengalir deras karena saya yang sengaja membuka.

Saya keluar kamar, melihat unit AC didepan kamar 114, tak berbunyi dan tak berfungsi.

Setengah enam saya check out tanpa mandi dan bertanya ke receptionist setelah serahkan kunci.

"Kamar sebelah saya sudah cek out juga?"

"Belum pak, kamar sebelah memang belum ada yang isi,"

Diskon itu...terasa mencurigakan.

-Serat Hayat 100223-

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun