"Iya..tapi nggak murahan. Saya sudah pakai!"
"Di daerah kita ini signalnya bagus mas?"
"Super pak..saya pakai 4G tanpa putus!" yakinnya.
Saya orang yang tak mudah percaya namun uang dua belas ribu relatif ringan untuk mencoba sebuah penyedia jasa telekomunikasi yang tak pernah kami akrabi.
Sesampai di rumah petualangan dimulai. Dari petunjuk kartu perdana kami diminta menginstall sebuah aplikasi bernama Bima+ sebuah apliasi yan memuat informasi tentang kartu yang kami beli  dan  mendapati tampilan aplikasi yang komunikatif serta desain yang menarik. Namun bukan itu yang kami cari  melainkan seberapa menarik paket yang ditawarkan dalam aplikasi tersebut.
Mata kami tertumbuk pada paket produk AlwaysOn, paket 150 ribu rupiah untuk 150 GB dan 117 ribu rupiah untuk 117 GB diantara sekian banyak paket yang tesedia. Paket ini membuat kami anak beranak saling berpandangan dan merasa saat itu menemukan sebuah oase di padang gurun yang gersang.
Kami membeli paket AlwaysON untuk memastikan kartu bisa selalu terisi paket data untuk jangka masa berlaku kartu. Ini unik karena paket data tidak memiliki masa kadaluarsa selama tidak habis dan masa berlaku kartu masih ada. Sebagai tambahan kami juga membeli paket 117 ribu rupiah untuk paket data sebanyak 117 GB Â sebelum memasukkan kartu ini kedalam Modem yang telah kami miliki sebelumnya.
modem aktif dan kami berempat mengaksesnya secara bersamaan, Signal 4G kontan merangsek dilayar pengaturan software modem dan kekuatan signal dinyatakan excellent. Sebagai eksplorasi untuk mencari informasi layanan selular yang seumur hidup ini baru kami coba link pertama yang kami buka adalah http://bit.ly/2XqKZMI Â dan berhasil dengan mulus.
"Mari berselancar anak muda!"
Mulai saat itu beberapa hari sebelum penerapan PSBB, kuliah dan pekerjaan mulai  dilangsungkan dari rumah. Awalnya cara ini aneh bagi kami namun perlahan dengan pembatasan yang lebih ketat terhadap pergerakan individu maupun masyarakat maka pilihan ini menjadi sesuatu yang tidak dapat lagi dihindari.