Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | (Catatan Tepi) Virus Kembang Desa

5 Maret 2020   13:08 Diperbarui: 5 Maret 2020   13:06 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua jam kami berbincang dengan sesekali Sumantri menyahuti pembicaraaan kami dari teras. Suatu kondisi yang agak aneh, tetapi kebaikan hati Lola tak membuatnya nampak tersinggung.

Pukul sembilan kami pamit dari rumah Lola. Saya melirik minuman dan penganan di meja yang tak disentuh Sumantri sama sekali. Lola, gadis mahasiswi bahasa asing ini tak mencerminkan anak kepala pasar yang menakutkan. Ia melepas kami dengan senyum bahagia dan saya menyalaminya dengan menggenggam  erat tangannya. Namun tidak demikian dengan Sumantri. Ia tetap menjaga jarak sambil tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada kecantikan Lola.

"Takut ketularan yaa, Sumantri?" Lola menggoda yang disambut Sumantri dengan senyum tersipu.

"Maaf ya Lola,"  balas Sumantri. Malam itu bus kosub kembali menembus malam menuju kota Bekasi. Sebelumnya saya mampir ke sebuah Mushola untuk membasuh habis tangan dan kaki saya.

"Dua jam saya bisa memandangi wajah Lola yang cantik lho Sumantri, kamu menyia-nyiakan  kesempatan," goda saya pada Sumantri.

Dua hari kemudian sumantri tak terdengar kabarnya. Di tempat kosnya saya menemuinya tengah meringkuk mendekap dadanya. Panasnya tinggi dan ia berusaha melawannya dengan tidur. Sehari kemudian saya kembali mendatanginya dan mendapatkan kulitnya mulai ditumbuhi bintik-bintik merah. Gatal luar biasa katanya.

"Jangan-jangan kamu...?"

"Iya..saya kena cacar air!" Sumantri mendesah pasrah.

Saya terbahak, bagaimana mungkin saya yang bersalaman dengan gadis pujaan Sumantri, meminum teh hangat dari gelas di ruang tamu dan menyantap tiga buah gandasturi di meja dihadapan Lola tak tersentuh cacar sama sekali.

--

Dua minggu sumantri berjuang dengan cacar air dan mengembalikan kulitnya dari bercak bekas cacar air. Setelah sembuh ia beberapa kali bercerita telah berkunjung kerumah Lola kembali namun Lola tak pernah mau menemui dengan berbagai alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun