Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | (Catatan Tepi) Virus Kembang Desa

5 Maret 2020   13:08 Diperbarui: 5 Maret 2020   13:06 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumantri melontarkan pandangannya pada saya. Ia nampak ragu untuk masuk keruang tamu dan memilih duduk di depan teras sambil menunggu.

"Ayo masuuk..disini saja. Nanti saya panggilkan Lola!" suara sang bibi meminta kami masuk.

Sumantri tak beringsut, ia memilih menunggu diluar sedang saya memilih untuk melintas pintu ruang tamu dan duduk di sofa rotan rumah Lola. Sederet foto masa ke masa ayah Lola dengan seragam serta kumis baplangnya cukup menciutkan hati.

Gadis cantik itu muncul dari balik tirai ruang belakang, dengan langkahnya yang sedikit lambat namun tetap anggun. Beberapa titik merah dan hitam menghias wajahnya namun tak bisa menyembunyikan kecantikan wajahnya.

"Kamu siapa?"

Sejenak saya lupa bahwa saya memang tak pernah bertemu dengannya apalagi mengenalnya. Matanya yang bulat indah menelisik gerak-gerik saya.

"Eeeh...saya temannya Sumantri. Katanya sering ketemu dia di bus kalo mau kuliah," saya menyodorkan tangan untuk bersalaman.

"Lhoo...Sumantrinya mana?"

"Ada diluar, di teras. Katanya nggak enak ganggu Lola lagi sakit?"

"Oh nggak apa-apa sih diluar. Bagusnya begitu, daripada menular. Saya juga gak bisa menemani diluar, angin malam nggak enak untuk kulit saya yang sedang kena cacar ini. Kamu juga kalo takut tertular di teras aja. Nanti saya sediakan minum kok!" senyum Lola mengembang.  Bintik-bintik cacar justru membuat rajahan indah ditangan dan wajahnya seolah tengah menjelang persuntingan pengantin adat.

Saya memanggil Sumantri diluar, ia nampak masygul dan mengatakan bahwa dirinya belum pernah kena cacar air dan akan mudah tertular jika menemui Lola. Sebetulnya saya juga belum pernah terjangkit cacar air seumur hidup. Beruntung Lola mengerti situasi itu namun saya memilih untuk tetap menemuinya di ruang tamu, didalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun