“Mas sendiri gimana kalau dengar kami nyanyi di gereja?”
“Sebagai sebuah nyanyian yang merdu saya menikmatinya tapi bukan sebagai doa karena bukan begitu cara kami mengucapkan doa,”
“Begitu juga saya mas, Azan terdengar indah kok..tapi itu bukan seruan untuk kami karena bukan begitu cara kami menyeru orang untuk datang ke gereja.”
Kami tertawa, dan saya membayangkan bagaimana indahnya jika suara azan dalam ukuran suara yang sewajarnya bisa bersanding dengan dentang lonceng gereja dalam suara yang tak perlu memekakkan telinga. Paling tidak kita bisa merasakan bahwa seruan kepada Tuhan bisa tetap terasa di kehidupan hedon kita sehari-hari tanpa saling mengganggu, malah sebaliknya saling mengingatkan.
“Keindahan milik kita bersama sementara keyakinan siapapun bebas memilh caranya”
-AN-
CATATAN TEPI - Tweet @aryadinoersaid